“Tapi untuk kestabilan, yang lebih stabil dibandingkan dengan instrumen lainnya adalah reksadana pasar uang. Dan ini cocok buat investor baru,” kata dia.
Sementara itu, reksadana saham tahun ini dinilai masih bergerak cukup berfluktasi. Namun demikian dengan gelontoran stimulus dan juga distribusi vaksin, diharapkan mampu mempercepat pemulihan ekonomi sehingga pasar saham menjadi lebih menarik.
Untuk reksadana pendapatan tetap dinilai juga masih menguntungkan tahun ini. menurut dia, imbal hasil reksadana pendapatan tetap masih berpeluang naik, meskipun terbatas. Investasi ini dinilai cocok untuk jangka panjang karena underlying dari reksadana pendapatan tetap adalah obligasi.
Sementara untuk reksadana campuran, di tahun ini pergerakannya cenderung mixed karena berada diantara reksadana pendapatan tetap dan campuran. Sehingga, imbal hasilnya bergantung komposisinya, apakah banyak ke saham, obligasi atau deposito.
Baca Juga: Bagaimana Bersikap Bijak Dalam Memilih dan Membeli Investasi Fintech
Jika semuanya menarik, bagaimana cara investor memilih instrumen reksadana yang tepat? Hal apa yang perlu dipertimbangkan dalam memilih manager investasi di reksadana?
Menurut Budi, beberapa hal yang tidak kalah penting menjadi pertimbagnan investor selain imbal hasil yang tinggi adalah, reputasi perusahaan, fund fact sheet, kinerja pengelolaan, benchmark, dan asset under management (AUM).
“Untuk pemula, saran saya adalah dengan meilhat performance reksadana dalam 5 tahun, bagaimana pengelolaannya secara jangka panjang dan jgua kepercayaan nasabah yang tercermin dari AUM,” tutur dia.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Reksadana: Ini Jenis dan Prospeknya"