Bandung, Sonora.ID - Satu tahun sudah pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Berbagai upaya dilakukan pemerintah sebagai wujud pencegahan penyebaran virus ini, salah satunya adalah vaksinasi.
Terkait dengan ini, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) juga turut melaksanakan vaksinasi selama dua hari, yaitu Kamis dan Jumat (18-19/3) di Jakarta.
“Sejauh ini sejak satu tahun ini di LIPI terkonfirmasi positif ini 107 orang, yang saat ini masih dirawat 22 orang, dan sayangnya yang meninggal 6 orang. Meskipun tidak banyak, namun secara persentase tinggi,” tutur Kepala LIPI Laksana Tri Handoko, dalam keterangan resmi LIPI yang diterima Sonora Bandung, Sabtu (20/3/2021).
“Sebenarnya LIPI sudah membakukan "flexible space" dan "flexible time". Sehingga ketika ada pandemi, itu saja yang kita perkuat,” ungkap Handoko.
“Salah satunya yang membuat saya lega, para peneliti LIPI yang melakukan riset terkait covid 19 secara langsung, bahkan melakukan kultur virus, itu sejauh ini tidak ada yang terkonfirmasi positif,” jelasnya.
Handoko menambahkan, meskipun telah di vaksin, sivitas tetap harus menjaga protokol kesehatan dan juga tetap menjalankan prosedur kerja seperti selama ini.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Oscar Primadi yang turut hadir dalam pembukaan kegiatan vaksinasi LIPI mengatakan, bahwa dirinya merasakan pelaksanaan vaksinasi di lingkungan Kementerian/Lembaga ini mempererat kekeluargaan, kerjasama, kolaborasi yang luar biasa.
“Kita akui memang vaksin ini tidak serta merta ada sebanyak yang kita butuhkan. Kita membutuhkan 363 juta vaksin untuk menyuntik rakyat Indonesia. Alhamdulillah Presiden Jokowi mempunyai komitmen yang besar untuk mengendalikan pandemik ini melalui vaksinasi,” ucapnya.
Oscar menyebutkan, pemerintah menerapkan strategi 3T, yaitu testing, tracing, dan treatment. Testing untuk menguatkan jejaring laboratorium. Tracing, yaitu surveillance yang memang terarah dan terpadu. Sedangkan Treatment berada di level perawatan.
Tingginya kegiatan medis yang berlangsung selama pandemi ini telah menimbulkan perhatian baru terhadap sampah medis. Salah satunya adalah penggunaan jarum suntik yang meningkat.
Untuk itu dalam upaya menangani sampah medis, pada kesempatan yang sama, LIPI dan PT Gerlink Utama Mandiri menandatangani nota kesepahaman terkait perjanjian lisensi tentang Paten Biasa: Alat Penghancur Jarum Suntik Dengan Elektroda Geser”.
Alat Penghancur Jarum Suntik ini mampu menghancurkan sebanyak 5.000 jarum suntik per unit dan diharapkan dapat menangani limbah jarum suntik pada masa vaksinasi COVID-19.
Sebagai informasi, Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan turut menyaksikan kegiatan vaksinasi yang dihadiri 1000 sivitas LIPI. Sejumlah pejabat LIPI turut menjadi peserta dalam vaksinasi tersebut.