"Telur ini sebenarnya bisa mulai diperkenalkan pada bayi sebagai kelanjutan dari ASI, mulai dari usia 5 sampai 6 bulan" kata dr. Triza.
Soal alergi akan telur, dr. Triza mengatakan tiap negara prevalensi penyebab alergi makanannya berbeda-beda.
Ia menjelaskan, berdasarkan penelitian di Jakarta terhadap anak-anak di bawah usia tiga tahun yang menderita alergi terhadap makanan, sebagian besar sekitar 76% di antaranya alergi terhadap susu.
Baca Juga: 5 Bahaya Fatal Jika Tubuh Kelebihan Protein, Salah Satunya Kolestrol Tinggi Hingga Obesitas
"Baru sisanya adalah alergi terhadap makanan lainnya, seperti seafood, kacang-kacangan, cokelat, dan termasuk telur." Kata dr. Triza.
Memang ada juga beberapa yang keturunan alergi telur dari keluarga, maka dari itu, ia tetap mengimbau orang tua agar tetap berhati-hati dalam pemberian makanan protein hewani.
Untuk pengenalan, dr. Triza menyarankan orang tua untuk memberikan kuning telurnya terlebih dahulu, karena protein dalam telur ini berada dalam putihnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari alergi protein.
Sedangkan untuk daging ayam, orang tua bisa memberikan ayam ketika bayi sudah mulai berusia enam bulan, namun dengan cara dilumatkan.
Simak informasi lengkap mengenai mitos seputar ayam dan telur di YouTube Sonora berikut ini: