Sonora.ID -Pandemi Covid-19 belum juga usai dan masih menjadi musibah bagi dunia. Bahkan, banyak istilah yang muncul di dalam perkembangan pandemi covid-19, salah satunya fenomena long covid.
Istilah long covid lebih mengarah kepada fenomena gejala-gejala yang dialami pasien pascainfeksi Covid-19. Adapun beberapa faktor seseorang bisa terkena long covid seperti pasien orang tua, pasien komorbit atau penyakit penyerta, tingkat keparahan saat sakit covid-19, hingga saat terinfeksi covid-19 sering mendapatkan suplemen oksigen.
Dokter spesialis paru, dr. Andy Nazarudin, Sp.P menyampaikan dampak long covid yang memang sudah terjadi selama pandemi kurun waktu setahun ini.
Baca Juga: Perkembangan Covid-19 di Kota Denpasar, 50 Orang Dinyatakan Sembuh
Saat disinggung terkait dampak dari long covid, dokter Andy menjelaskan jika hal terebut dapat berdampak terhadap kualitas hidupnya atau kehidupannya sehari-hari pada saat bekerja.
“Kita ketahui gejala long covid-19 yang paling sering timbul adalah cepat lelah 40%, kedua sekitar 30 %nya itu sesak, ketiga nyeri dada, keempat batuk kronis, kelima mulai dari nyeri, pusing, mual juga ada. Tapi gejala paling sering timbul adalah cepat lelah.” Pungkasnya melalui wawancara bersama sonoraFM.
Pihaknya juga mengatakan jika long Covid bisa terjadi dalam kurun waktu selama 2 minggu, 8 minggu, bahkan, ada yang sampai berbulan-bulan hingga setahun.
Baca Juga: Jarang Ditemukan, Ini Sederet Gejala Covid-19 yang Tidak Biasa
Menurutnya, seseorang yang mengalami long covid hingga setahun itu artinya dampak long covid ini sudah menetap. Dimana jaringan paru-parunya sudah mengalami fibrosis (jaringan parut). Hal ini tentu saja mengganggu kapasitas dari fungsi paru itu sendiri.
“Paru ini tempat dimulainya virus covid-19. Biasanya, kalau di paru ini terjadi fibrosis. Fibrosis ini bisa terjadi pada saat menderita covid ia sudah mengalami gejala berat. Fibrosis itu lama-kelaman kalau tidak kita obati akan menetap selamanya,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan hal tersebut tergantung berapa persen kerusakan di parunya. Jika mencapai 25% dipastikan akan sangat mengganggu fungsi pernapasan.
Penyembuhan fibrosis tersebut juga tergantung dari presentase paru yang mengalami jaringan parut. Jika masih 10% hingga 50% dipastikan tidak mengganggu fungsi paru secara keseluruhan.
Oleh sebab itu, dokter Andy menyarankan sebelum terjadi fibrosis, seharusnya sudah harus diobati segera dan pencegahan secara dini.
Meski begitu, pihaknya juga mengatakan jika hal ini jarang terjadi pada pasien covid yang dirawat di rumah sakit lantaran sudah diantisipasi dengan cara dideteksi dini.
Baca Juga: Hadapi Pandemi, Ini 5 Indikator Anda Berhasil Terapkan Hidup Sehat