Sonora.ID - Mata menjadi salah satu organ dan indera penting, karena dengan penglihatan yang sehat aktivitas sehari-hari bisa dilakukan dengan lebih efekif.
Sayangnya, melakukan kontrol rutin ke dokter mata masih menjadi hal yang tidak biasa dilakukan oleh masyarakat Indonesia, padahal sebagai bagian dari orang Asia, masyarakat Indonesia berpotensi besar alami glaukoma.
Glaukoma adalah sekelompok kondisi atau keluhan pada mata yang kerap kali berujung pada kebutaan, sehingga tak jarang penyakit ini disebut sebagai si pencuri penglihatan.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Mata, Glaukoma: Berikut Gejala dan Penyebabnya
Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyebutkan ada 6 faktor terjadinya glaukoma.
Usia
“Semakin bertambah umur, semakin naik risikonya menderita glaukoma. Jadi kalau dibilang banyak pada orang tua, iya, lebih banyak pada orang tua,” jelas dr. Santi dalam program Health Corner di Radio Sonora FM.
Meski memang kerap kali ditemukan pada orang tua, tetapi dr. Santi menegaskan tidak menutup kemungkinan orang yang masih muda bahkan bayi pun mengalami hal ini.
Baca Juga: Mengenal Penyakit Mata, Glaukoma: Berikut Gejala dan Penyebabnya
Ras
“Kita orang Asia termasuk ras yang cukup banyak menderita glaukoma. Nasib,” sambungnya lagi.
Bukan hanya orang keturunan Asia, tetapi secara statistik, orang keturunan Afrika dan Hispanik pun memiliki angka yang tinggi dalam kejadian glaukoma.
Dengan demikian, masyarakat Indonesia seharusnya waspada dengan penyakit ini karena termasuk dalam golongan berisiko tinggi.
Baca Juga: 7 Fakta Medis Soal Mata Kedutan Berdasarkan Masalah Kesehatan
Genetik
Orang yang memiliki saudara atau keluarga kandung yang menderita glaukoma, memiliki potensi yang lebih besar terkena penyakit yang sama.
“Risikonya akan lebih tinggi, sehingga penderita-penderita glaukoma diharapkan memberitahukan kepada kerabatnya yang sedarah bahwa dirinya terkena glaukoma sehingga saudaranya bisa memeriksakan diri,” ungkap dr. Santi menjelaskan.
Trauma pada mata
“Orang-orang yang pernah kecelakaann. Terbentur matanya, baik trauma tumpul, misalnya bola, batu, atau kena tinju, maupun trauma yang tajam,” jelasnya.
Baca Juga: Bukan tentang Menurunkan Berat Badan, dr. Santi: Diet Itu Artinya…
Baik trauma tumpul maupun trauma tajam, bisa meningkatkan potensi terkena glaukoma. Untuk itu, penting melindungi mata pada saat beraktivitas yang memiliki potensi terjadinya trauma pada mata.
Pemakaian kacamata
“Rabun atau mata minus yang tinggi, di atas tiga biasanya, itu biasanya risikonya juga naik terkena glaukoma,” sambung dr. Santi.
Baca Juga: Jadi Kebiasaan Buruk! 5 Bahaya Bangun Tidur Langsung Cek Ponsel
Menderita penyakit tertentu
Seorang penderita diabetes, jantung sistemik, tekanan darah tinggi, plak pada pembuluh darah, dan beberapa penyakit lain bisa meningkatkan risiko terkena glaukoma.
“Walaupun tidak pasti, hanya meningkatkan risiko terkena glaukoma,” jelasnya.
Dengan demikian, orang dengan penyakit-penyakit tersebut diharapkan mampu untuk mengelola penyakitnya sehingga tidak muncul penyakit lainnya.
Baca Juga: Apa Itu Stres Mata? Patut Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya