Sementara itu, bantuan logistik dari Ibu Negara dan Ibu Bhayangkari serta dari Yayasan Kemala Bhayangkari terdiri dari bahan-bahan makanan, alat-alat memasak termasuk perlengkapan mandi sekitar 100 kotak, langsung diserahkan kepada korban bencana.
Untuk pelaksanaan bantuan di lokasi gempa, alat utama (alut) pesawat CN 295 sudah di tarik sejak akhir Januari 2021 dan di gantikan dengan helicopter Bell 429 bantuan di laksanakan sampai dengan 28 Februari 2021 untuk Penanganan musibah gempa di Mamuju Sulawesi Barat,” tambah kompol Tono.
Baca Juga: Sandiaga Uno Kutuk Keras Aksi Pengeboman Gereja Katedral Makasar
Kegiatan bantuan terhadap musibah juga di lakukan saat jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 (Sabtu,9/01/2021). Korps Polisi udara menjadi yang pertama kali menuju lokasi kecelakaan saat menerima informasi pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak.
”Saat itu menerima informasi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 , Kasubdit Polisi Udara kombes Pol R. Hendrawan, S.I.K memerintahkan semua crew untuk siap dan alut disiapkan yaitu helicopter Dauphin AS365 dan Bell 429, tetapi saat itu cuaca hujan lebat serta di lokasi obyek jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 juga terkendala cuaca buruk sehingga pencarian di lakukan keesokan harinya,” jelas Kompol Tono.
“Saat itu dalam kondisi cuaca buruk serta jarak pandang menjadi terganggu, helicopter yang melakukan penyusuran, mengalami kesulitan dan hanya bisa mencari dari jarak jauh, jarak aman dan saat itu tim melihat pecahan-pecahan kecil badan pesawat dan tumpahan avtur, kemudian berkoordinasi dengan tim Basarnas yang kapalnya berada sekira 2 mill tidak jauh dari titik koordinat, dan berhasil menemukan FDR (Flight Data Recorder),” ungkap Kompol Tono.
Baca Juga: Target Perpusnas Tercapai Ditengah Penghematan Anggaran