Selain itu, Pemprov juga melakukan refocusing program / kegiatan OPD sebesar Rp. 2,38 triliun lebih, yang berasal dari efisiensi belanja daerah OPD untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp. 1,21 triliun lebih dan sisa alokasi belanja tidak terduga sebesar Rp. 90,26 Miliar lebih.
"Hasil refocusing tersebut dialokasikan pada belanja untuk tenaga kesehatan sebesar 11 milyar rupiah, belanja barang dan jasa untuk penanganan covid 19 sebesar 128,52 miliar rupiah lebih, belanja bantuan sosial sebesar 108,18 milyar rupiah lebih dan belanja tidak terduga sebesar 1,31 triliun rupiah lebih," urai Khofifah.
Sementara anggaran yang dialokasikan untuk Social Safety Net sebesar Rp. 995,04 Miliar yang berasal dari BTT sebesar Rp. 565,66 Miliar lebih, penyediaan bantuan sosial melalui Biro Kessos sebesar Rp. 108,18 Miliar lebih dan sisanya berasal dari refocusing dan realokasi dari OPD yang memiliki tugas pokok dan fungsi sosial kemasyarakatan.
"Dalam upaya mengakhiri penyebaran Covid-19, kami juga mempersiapkan berbagai persiapan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi untuk mewujudkan herd immunity. Sejak November tahun 2020 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah melakukan pelatihan vaksinator," lanjutnya.
Baca Juga: Polda Bali Kembali Kawal Kedatangan 10 Ribu Vial Vaksin Covid-19 Di Bali
Sedangkan dalam hal persentase penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2020 sebesar 11,46 persen, meningkat 0,37 persen terhadap Maret 2020 .
"Secara nasional semua provinsi mengalami peningkatan penduduk miskin akibat Covid-19 begitu pula kabupaten-kota di Jawa Timur," ungkap Khofifah.
Terakhir, Gubernur Khofifah juga menyebutkan bahwa angka produksi padi di Jawa Timur meningkat dan menduduki posisi pertama di Indonesia. Untuk itu, pihaknya terus mendorong Bulog untuk menyerap gabah dan beras semaksimal mungkin.
"Alhamdulillah, berdasarkan data BPS yang dirilis pada Maret 2021, tercatat produksi padi di Jawa Timur tahun 2020 sebanyak 9.944.538 ton Gabah Kering Giling (GKG) naik 363.6000 ton atau 3,97 persen. Dengan capaian ini maka Provinsi Jatim menjadi penyumbang 18,2 persen produksi padi nasional sekaligus tertinggi di Indonesia," pungkas Khofifah.