LKPJ 2020, Gubernur Khofifah Klaim Realisasi Target Kegiatan Provinsi Jatim Capai 91,99 Persen

30 Maret 2021 16:35 WIB
Gubernur Khofifah saat rapat Paripurna LKPJ akhir tahun anggaran 2020 di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (29/03/2021).
Gubernur Khofifah saat rapat Paripurna LKPJ akhir tahun anggaran 2020 di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (29/03/2021). ( Budi/Sonora.ID)

Surabaya, Sonora.ID – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Gubernur Akhir Tahun Anggaran 2020 kepada DPRD Jatim dalam rapat Paripurna di Kantor DPRD Jatim, Kota Surabaya, Senin (29/03/2021).

Dalam laporannya, Khofifah memaparkan, bahwa tingkat ketercapaian indikator kegiatan dalam LKPJ 2020 mencapai 91,99 persen. Dimana dari 2.922 indikator kegiatan, sebanyak 2.722 target indikator dapat dicapai.

Disampaikan, bahwa hal Ini menjadi penting, karena substansi dari LKPJ 2020 adalah mengukur capaian dalam implementasi Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2020, yang merupakan penjabaran tahun kedua pada RPJMD 2019-2024.

"Kalau dibanding dengan tahun 2019 lalu, capaian indikator kegiatan LKPJ Tahun Anggaran 2020 yang kita laporkan hari ini capaiannya lebih tinggi yaitu 91,99 persen sementara tahun 2019 capaiannya 79,45 persen. Bahkan ada beberapa perangkat daerah yang capaiannya 100 persen," klaim Khofifah.

Baca Juga: Jelang Pelantikan Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi Sungkem Orang Tua

Selain itu, di sisi investasi, Gubernur juga mengklaim, berdasarkan data BKPM RI per Januari 2021 tercatat realisasi pertumbuhan investasi di Jatim mengalami kenaikan signifikan.

Menurutnya, pada tahun 2020 di masa pandemi covid-19, investasi di Jatim tumbuh 33,8 persen, yaitu sebesar 78,3 triliun dibandingkan tahun 2019 tercatat 58,5 triliun. Sedangkan  tahun 2018  tercatat 51,2 triliun, tahun 2017 tercatat 65,9 triliun, tahun 2016 tercatat 72,9 triliun. Dengan demikian investasi di Jatim saat pandemi covid-19 tahun 2020 tercatat tertinggi sejak tahun 2016.

"Alhamdulilah, pertumbuhan investasi di Jawa Timur tahun 2020 sebesar 33,8 persen   ini merupakan angka  tertinggi  dari semua provinsi di Indonesia. Hal ini patut kita syukuri mengingat banyak provinsi lainnya di pulau Jawa terkontraksi cukup dalam investasinya. Maka hal  ini menjadi semangat untuk bisa menjaga suasana kondusif dan iklim investasi bisa terjaga dengan baik," urai Khofifah.

"Harapannya kalau investasi sudah berjalan dengan baik maka bisa menyerap tenaga kerja yang banyak. Sehingga angka pengangguran yang bertambah di tahun kemarin bisa terserap dengan maksimal, akhirnya kesejahteraan masyarakat akan meningkat," imbuhnya.

Baca Juga: Universitas Kristen Petra Kukuhkan Empat Guru Besar Sekaligus

Lebih lanjut disampaikan Gubernur, laju perekonomian di Jawa Timur mengalami kontraksi sebesar 2,39 persen, namun angka tersebut menurutnya masih cenderung lebih baik dibandingkan dengan beberapa daerah di pulau Jawa.

Bahkan PDRB Jatim mampu berkontribusi sebesar 24,80 persen di pulau Jawa setelah DKI dan berkontribusi terbesar kedua secara nasional setelah DKI yaitu sebesar 14,57 persen terhadap PDB Nasional.

Disampaikan, ada yang membanggakan, bahwa capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Jawa Timur selalu mengalami peningkatan setiap tahun. IPM Jawa Timur tahun 2020 sebesar 71,71, meningkat 0,21 poin dibanding tahun 2019 dan merupakan peningkatan tertinggi diantara provinsi lain se Jawa.

"Hal itu menunjukkan semakin membaiknya kualitas pembangunan manusia  di Jatim. Dibuktikan dengan capaian penerimaan SNMPTN  jalur reguler  dimana putra-putri Jatim menempati peringkat tertinggi secara nasional dengan total 16.998 siswa diterima tanpa tes di perguruan tinggi negeri. Sementara SNMPTN jalur KIP Perguruan Tinggi , putra-putri Jawa Timur juga menempati urutan tertinggi diterima masuk melalui jalur SNMPTN yaitu sebanyak 3.394.  Hal tersebut juga membuktikan meski melakukan pembelajaran era new normal, mereka dapat menghasilkan capaian optimal," urai Khofifah.

Baca Juga: Ditunjuk Presiden Jadi Mensos, Risma: Terima Kasih Warga Surabaya

Pada kesempatan yang sama, Gubernur menjelaskan bahwa target pendapatan asli daerah Pemprov Jatim  pada PAPBD tahun 2020 adalah sebesar Rp 15,44 triliun. Dalam realisasinya, pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 17,95 triliun atau mencapai 116,2 persen melebihi target.

Sedangkan, belanja daerah yang telah  direalisasikan sebesar Rp 32,28 triliun atau 93,41 persen dari target belanja daerah sebesar Rp 34,56 triliun. Sementara realisasi belanja tahun 2019 tercatat 89,38 persen; tahun 2018 tercatat 92,23 persen dan tahun 2017 tercatat 93,34 persen. Dengan demikian capaian realisasi belanja tahun 2020 tercatat tertinggi sejak 2017.

Ia melanjutkan, bahwa RKPD maupun APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2020 telah mengakomodir tuntutan perkembangan kondisi terkini, khususnya terkait dampak pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020.

Baca Juga: Miliki Nilai Sejarah, Risma Kembangkan Kampung Surabaya Jadi Tempat Wisata

Selain itu, Pemprov juga melakukan refocusing program / kegiatan OPD sebesar Rp. 2,38 triliun lebih, yang berasal dari efisiensi belanja daerah OPD untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp. 1,21 triliun lebih dan sisa alokasi belanja tidak terduga sebesar Rp. 90,26 Miliar lebih.

"Hasil refocusing tersebut dialokasikan pada belanja untuk tenaga kesehatan sebesar 11 milyar rupiah, belanja barang dan jasa untuk penanganan covid 19 sebesar 128,52 miliar rupiah lebih, belanja bantuan sosial sebesar 108,18 milyar rupiah lebih dan belanja tidak terduga sebesar 1,31 triliun rupiah lebih," urai Khofifah.

Sementara anggaran yang dialokasikan untuk Social Safety Net sebesar Rp. 995,04 Miliar yang berasal dari BTT sebesar Rp. 565,66 Miliar lebih, penyediaan bantuan sosial melalui Biro Kessos sebesar Rp. 108,18 Miliar lebih dan sisanya berasal dari refocusing dan realokasi dari OPD yang memiliki tugas pokok dan fungsi sosial kemasyarakatan.

"Dalam upaya mengakhiri penyebaran Covid-19, kami juga mempersiapkan berbagai persiapan untuk mempercepat pelaksanaan vaksinasi untuk mewujudkan herd immunity. Sejak November tahun 2020  Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur telah melakukan pelatihan  vaksinator," lanjutnya.

Baca Juga: Polda Bali Kembali Kawal Kedatangan 10 Ribu Vial Vaksin Covid-19 Di Bali

Sedangkan dalam hal persentase penduduk miskin di Jawa Timur pada September 2020 sebesar 11,46 persen, meningkat 0,37 persen terhadap Maret 2020 .

"Secara nasional semua provinsi mengalami peningkatan penduduk miskin akibat Covid-19 begitu pula kabupaten-kota di Jawa Timur," ungkap Khofifah.

Terakhir, Gubernur Khofifah juga menyebutkan bahwa angka produksi padi di Jawa Timur meningkat dan menduduki posisi pertama di Indonesia. Untuk itu, pihaknya terus mendorong Bulog untuk menyerap gabah dan beras semaksimal mungkin.

"Alhamdulillah, berdasarkan data BPS yang dirilis pada Maret 2021, tercatat produksi padi di Jawa Timur tahun 2020 sebanyak 9.944.538 ton Gabah Kering Giling (GKG) naik 363.6000 ton atau 3,97 persen. Dengan capaian ini maka Provinsi Jatim menjadi penyumbang 18,2 persen produksi padi nasional sekaligus tertinggi di Indonesia," pungkas Khofifah.

Dalam acara ini, Gubernur juga didampingi Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak dan Plh Sekdaprov Jatim Heru Tjahjono.  Pada kesempatan itu, Khofifah menyampaikan laporan berbagai program pembangunan selama 2020 dihadapan Ketua DPRD Jatim Kusnadi, para Wakil Ketua serta anggota DPRD Provinsi Jatim.
 

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm