Ia mengatakan penyebab terorisme banyak faktor, antara lain adalah kurikulum pendidikan kita yang bersifat doktrin dan kurang memberi ruang kepada berfikir kritis.
“Ketika terbiasa di doktrin, ada peluang ajaran-ajaran yang mengarah ke tindakan terror bisa masuk, karena kita tidak terbiasa mengcounter itu. Dari sisi pemerintah bagaimana mereka meningkatkan rasa peduli kepada kemanusiaan. Pemerintah kadang membuat kebijakan tidak berdasarkan ini,” ujarnya.
Ia menambahkan banyak anak muda terlibat aksi-aksi terorisme adalah karena banyak keresahan pada anak muda. Banyaknya mimpi dan keinginan hidup ideal dan harus terpenuhi ditambah doktrin mendapat doktrin–doktrin untuk melakukan aksi terorisme.
Aksi–aksi terorisme akan terus terjadi sepanjang keberadaan umat manusia. Hal ini karena ada kekecewaan yang tidak akan hilang.
“Sejauh kekecewaan tidak bisa dimanage dengan baik, banyak orang menyalahkan pemerintah dan itu menjadi peluang,” pukasnya.
Baca Juga: Catat! Berikut Ini Cara Menjaga Kemanan Komputer Milik Pribadi