Sonora.ID - Membangun kebiasaan membaca buku menjadi salah satu hal yang penting dan sebagai modal untuk tetap bisa membiasakan otak tetap bekerja.
Bahkan berdasarkan data yang dibagikan oleh Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay, bahwa para top CEO dan top Leader menghabiskan 60 buku dalam satu tahun.
Hal ini disampaikannya dalam program Smart NLP di Radio Smart FM, dalam kesempatan ini juga Hing mengingatkan kembali pentingnya membaca buku.
Baca Juga: 4 Tips Jadi Orang Sukses dengan Rajin Membaca Menurut Hingdranata Nikolay
Di zaman serba digital ini, mana sih yang lebih tepat, membaca melalui e-book atau melalui buku fisik? Ini jawaban Hing.
“Intinya sebetulnya, apakah lebih bagus e-book atau hardcopy, sebenarnya akan kembali ke kita, kita lebih senang membaca yang mana,” jelas Hing.
Pasalnya, tak sedikit orang yang meski mengikuti perkembangan teknologi, tetapi lebih menyukai sensasi memegang buku fisik.
Baca Juga: Tingkatkan Pengetahuan hingga Ketenangan, Ini Alasan Pentingnya Membaca Setiap Hari
“Ada motion sentuhan, dan membaca buku hardcopy ini punya unsur vaco (visual, audio, dan touch),” sambungnya.
Pada saat membaca buku fisik, pembaca akan mendapatkan sensasi visual dari buku dan tulisan yang dilihat.
Kemudian, audionya juga bisa terpuaskan dengan mendengar suara lembaran kertas yang dibalik setiap kali menuju bagian selanjutnya.
Baca Juga: Malas Baca? Simak Tips Jitu Bangkitkan Minat Membaca a la Najwa Shihab
“Sentuhan kita ke kertasnya itu loh, pegang bukunya, density buku yang tidak bisa dilawan oleh e-book. Beratnya buku, tebalnya itu tidak bisa dilawan. Plus, bau dari cetakannya tidak bisa dilawan oleh PDF atau e-book,” jelasnya menambahkan.
Meski demikian, ada juga hal-hal mengenai tingkat praktis, murah, dan mudah yang ditawarkan oleh e-book yang memang menang.
“Terserah kita masing-masing, jadi tidak ada jawaban yang mana yang lebih bagus,” tegas Hingdranata.
Baca Juga: Investasi Harus Bertujuan, Financial Expert: Return Bukan Satu-satunya Tujuan