Selain lebih nyaman, naik transpotasi publik juga dapat mengurangi kemacetan yang terjadi di jalanan.
"Perlu diketahui saja, dilihat dari berbagai aspek kemacetan di Jabodetabek itu kerugiannya mencapai Rp 100 triliun. Sehingga dengan banyak masyarakat yang menggunakan tranportasi publik, jumlah kendaraan di jalan Jabodetabek akan semakin berkurang dan lingkungan akan semakin baik," tutur Polana.
Polana menuturkan, untuk menciptakan transportasi publik yang sehat dibutuhkan juga kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan dalam berkendaaraan umum, seperti disiplin menjaga jarak, memakai hand sanitizer yang disediakan, tidak berkomunikasi di dalam transportasi publik dan lain sebagainya.
Baca Juga: Lindungi Arsip Saat Bencana, Webinar Dispersip Kalsel Gandeng ANRI
Dengan adanya kerja sama antar kedua pihak, Polana sangat yakin penyebaran Covid-19 di tranportasi publik tidak akan pernah terjadi.
Senada dengan BPTJ, Kepala Funder & Executive Director Seasoldier sekaligus aktivis lingkungan Nadine Chandrawinata mengatakan bahwa di masa transisi Covid-19 tidak seperti membalikan telapak tangan dalam mengembalikan kondisi seperti semula .
Perlu adanya proses yang panjang dan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat.
"Jadi memang perlu adanya kerjasama yang baik dan ungkapan 'kebersihan pangkal kesehatan' itu juga perlu diingatkan kembali bahwa kita harus bersama-sama menjaga lingkungan dan kebersihan Indonesia," kata Nadine dalam webinar.
Baca Juga: Cara Mudah Menghemat Kuota Internet saat Gunakan Zoom Online