Virus E484K dikategorikan sebagai salah satu virus yang bahayanya setara dengan B.1.1.7. Tidak hanya itu virus tersebut diperkirakan dapat memperngaruhi efikasi vaksin Covid-19.
"Kalau B.1.1.7 itu bisa ada 10-17 mutasi, yang salah satunya E484K, dari dugaan dapat memengaruhi efikasi vaksin, tetapi dari studi di Afrika Selatan semua vaksin masih efektif sampai saat ini," ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Ditjen P2P itu.
Virus yang lebih dikenal dengan sebutan "Eek" ini sendiri belum diketahui bagaimana cara penularannya.
Sebab, mutasi virus ini sudah sampai ke Tokyo, Jepang padahal para pasien tidak memiliki riwayat perjalanan ke Brazil maupun Afrika.
Untuk saat ini para peneliti dan pembuat vaksin tengah berusaha mempelajari virus "Eek" agar dapat segera ditangani dan tidak meresahkan.
Sementara di sisi lain Tim peneliti meminta agar masyarakat terus menerapkan hidup sehat, dan menjaga kebersihan.
Baca Juga: Pihak AstraZeneca Tegaskan Vaksin Buatannya Tak Mengandung Produk Hewan