Itu barulah skin care organik yang ideal.
“Idealnya demikian. Sehingga skin care organik itu lebih dikaitkan dengan keadaan-keadaan ekologis, sehingga kemudian ada yang bilang kita bisa menyelamatkan lingkungan tetapi kalau dengan kecantikan yang kita buat bisa menyelamatkan lingkungan juga, mengapa tidak?” sambungnya.
Dokter Fajar menegaskan bahwa ketika sebuah produk mengatakan bahwa dirinya adalah skin care organik, maka harus mempertimbangkan kondisi ekologis dalam setiap proses pembuatan skin care tersebut.
Baca Juga: Sedang Rajin Merawat Wajah? Ini 3 Bahan Skin Care yang Cocok untuk Wajah Berminyak
Termasuk dengan menggunakan packaging yang ramah lingkungan, menggunakan proses pembuatan yang tidak menimbulkan limbah, dan sebagainya.
Dalam kesempatan tersebut, dr. Fajar memberikan contoh ada salah satu brand kecantikan yang menawarkan point bagi penggunanya ketika memberikan packaging produknya kembali saat produk sudah habis dipakai.
Dengan demikian, kemasan produk skin care bisa digunakan kembali atau didaur ulang daripada sekadar menjadi sampah.
Baca Juga: Viral Kritik Tajam Tasya Farasya, Ini Bahaya Penggunaan Kosmetik Palsu