Palembang, Sonora.ID - Dir Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro Sik, Msi dan Narasumber Pal TV Palembang mengejar acara bertema 'Menghapus Paham Radikalisme di Kalangan Generasi Milenial', Jumat, 9 April 2021 di Panhead cafe dan resto jalan K.H. Ahmad Dahlan No. 45 Palembang, Direktur Intelkam Polda Sumsel Kombes Pol Ratno Kuncoro, S.IK., M.Si didampingi Bpk H. Mgs Syaiful Fadli selaku Anggota DPRD Prov. Sumsel dan Tokoh Pemuda.
"Mengapa mengenai terorisme, radikalisme dan intoleransi menjadi informasi yang trend saat ini, tidak terlepas kaitannya dengan kasus yang terjadi baru-baru ini yaitu pada tanggal 24 Maret 2021 yang lalu sepasang suami istri melakukan bom Gereja Katedral di Makassar dan 4 hari berselang terjadi kasus penyerangan oleh wanita milenial di Mabes Polri. Setelah diteliti oleh Densus 88 dan BNPT diketahui mereka telah terpapar paham radikal," ungkap Retno.
Paham radikal adalah paham ketika merasa perlu ada perubahan baik secara sosial, ekonomi, dan politik secara drastis dan tak jarang menggunakan gara-gara kekerasan.
Baca Juga: Bahas Pencegahan Radikalisme di Kampus, Wapres Temui Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa
"Munculnya radikalisme tidak terjadi secara serta-merta namun dimulai dari adanya intoleransi yaitu sikap yang menyatakan diri paling benar dan kelompok lain salah, yang bila tidak diatasi akan berkembang menjadi radikalisme dan bila disertakan dengan kekerasan menjadi terorisme," ucap mantan kasat Intelkam Polrestabes Palembang
Dari hasil monitoring Densus 88 yang di-back up oleh intelijen seluruh Indonesia, sudah banyak kasus yang diungkap dan ratusan bahkan ribuan orang telah ditangkap dalam meredam kasus teror 'Preemtife Stright'.
Jaringan terorisme telah diketahui diantaranya JAD dan JAT yang berafiliasi dengan ISIS dan bahkan banyak warga kita berangkat ke Suriah untuk bergabung dengan jihadis asing melawan pemerintahan Irak yang sah.
Baca Juga: Wujud Tolak Terorisme, Muda-Mudi Solo Gelar Aksi Damai di Perempatan Ngarsapura
Artinya kelompok ini tidak hanya berdiam diri, mereka melakukan perekrutan dan menyebarkan paham Radikal ke masyarakat, mereka merekrut pengantin melakukan aksi teror dengan target kepolisian ataupun tempat dengan mobilitas tinggi.
Di Sumsel telah beberapa kali terjadi kasus penangkapan dan beberapa napi teror di lapas Sumsel yang masih menjalani hukuman, untuk itu kepolisian membutuhkan dukungan dari masyarakat dan seluruh elemen lain dalam mendeteksi awal muka terorisme yaitu radikalisme.
Radikalisme tidak suka agama lain, tidak suka dipimpin kelompok lain yang tidak menutup kemungkinan masih terjadi di wilayah Sumsel.
Baca Juga: Tangkal Paham Radikalisme, FKTP Kalsel Gelar Survei Kebhinekaan
Hasil penelitian terhadap salah satu laptop hasil sitaan kelompok teroris diketahui gerakannya begitu masif dan tidak hanya terjadi di kalangan yang fanatik dalam beragama bahkan menargetkan mahasiswa dan ASN termasuk TNI/Polri.
"Dari situ diketahui bahwa kelompok ini memiliki pola untuk merubah mainset seseorang untuk menjadi radikal. Kolaborasi dengan Densus 88 yang sudah diakui dunia, saat ini situasi masih terbilang kondusif, kita juga menggandeng beberapa tokoh agama," tukas Kombes Ratno.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan tetap melaksanakan Protokol Kesehatan Covid-19.
Baca Juga: Penerima Bantuan Covid-19 di Palembang Dikurangi Sekitar 40 Persen