Sonora.ID - Ketika dilahirkan, tumbuh, dan berkembang, seorang anak membutuhkan banyak stimulus yang bisa merangsang seluruh kinerja dari panca indra yang dimilikinya.
Misalnya merangsang indra pendengaran dengan memperdengarkan sang anak lagu-lagu, musik, dan kerap kali diajak berbicara meski masih kecil.
Salah satu indra yang harus dirangsang adalah penglihatan, sayangnya hal ini kerap kali disalah artikan.
Baca Juga: Penyakit Autoimun: Selain Nasi, Bahan Makanan Ini Juga Wajib Dihindari
Banyak orang tua yang kemudian memberikan stimulus dengan memberikan tontonan TV kepada anak kecil demi mendapatkan stimulus indra penglihatan dan pendengaran sekaligus.
Dokter Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menegaskan bahwa ada hal-hal lain yang bisa dilakukan untuk merangsang penglihatan anak.
Baca Juga: Sering Terjadi, Jangan Biarkan TV Menyala Saat Tidur atau Hal Buruk akan Terjadi
“Sebetulnya merangsang mata tidak hanya dengan TV saja. TV merupakan salah satu media merangsang mata. Boleh atau tidak? Tergantung,” ungkapnya dalam program Health Corner di Radio Sonora FM.
Menonton TV atau screen time bisa dilakukan setelah anak sudah mulai agak besar, yaitu pada usia 1-3 tahun sudah diperbolehkan dengan waktu atau durasi yang disesuaikan.
“Ada yang menyatakan di bawah tiga tahun tidak boleh menonton. Ada yang menyatakan, setiap umur ada menit-menitnya, ada batas waktunya,” jelas dr. Santi.
Baca Juga: Hobby Marathon Serial Drama Korea? Ingat Harus Tetap Jaga Kesehatan Mata!
Meski diperbolehkan, dr. Santi menegaskan bahwa TV adalah bentuk komunikasi satu arah, sehingga cenderung membentuk kemampuan komunikasi anak yang satu arah juga atau menjadikan anak cenderung pasif.
Cara yang bisa dilakukan untuk merangsang penglihatan adalah dengan membawa sang anak ke luar rumah, untuk membedakan terang dan gelap.
“Atau bisa juga diajak melihat benda-benda, karena anak-anak benar-benar 0 ya, mereka tidak tahu ayam seperti apa, bunyinya bagaimana. Jadi ketika kita memaparkan segala sesuatu yang ada di lingkungan, dia belajar dengan melihat, meraba, mendengar, mencium baunya,” sambung dr. Santi memaparkan.
Baca Juga: Hati-Hati! Kecanduan Nonton Drama Korea Bisa Sebabkan Erotomania