Sonora.ID - Ibadah Puasa menjadi salah satu hukum wajib bagi umat Muslim untuk menjalankannya pada Bulan Ramadan selama satu bulan penuh sebelum akhirnya merayakan kemenangan pada Idul Fitri.
Karena itu, seluruh umat Muslim harus menjalan ibadah Puasa tersebut, lalu bagaimana dengan penderita diabetes yang perlu menjaga pola makan dan butuh minum obat?
Dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia dalam program Health Corner di Radio Sonora FM menyebtukan bahwa puasa tetap bisa dijalankan oleh pasien diabetes.
Baca Juga: Ramadan di Tengah Pandemi, Ahli Gizi: Puasa Justru Tingkatkan Imunitas
Meski demikian, pasien tersebut harus menyadari tanda-tanda puasa tersebut harus dibatalkan demi mempertahankan kesehatan dirinya.
“Jangan ragu-ragu membatalkan, karena lebih baik batal satu hari, daripada gara-gara maksain puasa, kemudian besoknya tumbang dua sampai tiga hari sakit,” tegas dr. Santi.
Beberapa tanda yang harus diketahui adalah:
Baca Juga: 5 Tips Mudah Mengatasi Kulit Kering Selama Berpuasa Ramadan
Kadar gula darah terlalu rendah atau terlalu tinggi
“Apa bila gula darahnya di bawah 70 atau di atas 300,” sambungnya.
Hipoglikemi atau hiperglikemi
“Terdapat tanda-tanda hipoglikemi atau tanda-tanda hiperglikemi,” ujar dr. Santi.
Baca Juga: Dianggap Bikin Cepat Lapar, Bolehkah Makan Mi Instan Saat Sahur?
Gula darah terlampau rendah atau hipoglikemia adalah kondisi ketika kadar gula darah berada di bawah angka normal, sedangkan hiperglikemia adalah kondisi kadar gula darah tinggi yang biasanya terjadi atau ditemukan pada pasien diabetes melitus.
Kedua hal ini menunjukkan tanda-tanda atau gejala, sehingga pasien harus tahu gejala atau tandanya sebagai warning untuk menghentikan puasa.
Tanda penyakit akut
“Atau ada tanda-tanda penyakit yang akut. Jangan ragu-ragu untuk membatalkan,” tegas dr. Santi.
Baca Juga: Anti Kusam, Ini 5 Tips Menjaga Kulit Agar Tetap Cerah saat Puasa