Sonora.ID - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai ekspor Indonesia pada bulan Maret 2021 mencapai US$18,35 miliar atau naik 20,31 persen dibanding ekspor pada Februari 2021 sebesar US$15,26 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, peningkatan ekspor tersebut terjadi karena ekspor migas naik sebesar 5,28 persen, dan posisi non migas juga meningkat tajam sebesar 21,21 persen.
"Di bulan Maret 2021 ini nilai ekspor Indonesia adalah sebesar US$18,35 miliar. Jadi kalau kita bandingkan angka ini secara month to month (mtm) pertumbuhannya adalah 20,31 persen," kata Suhariyanto dalam rilis BPS di Jakarta, Kamis (15/4).
Baca Juga: Perdana, Porang Chips Kalimantan Selatan Melenggang Menuju Jepang
Lebih lanjut Suhariyanto menjelaskan, seperti sektor pertanian secara bulanan (mtm) mencapai US$,39 miliar atau meningkat 27,06 persen.
Ada beberapa komoditas ekspor mengalami kenaikan ekspor cukup besar dalam hal ini seperti sarang burung, tanaman obat, aromatik dan rempah, tembakau dan cengkeh dan lada putih.
Sementara untuk tahunannya (yoy), ekspor pertanian juga tumbuh sebesar 25,04 persen. Beberapa produk pertanian yang naik cukup besar secara yoy adalah tanaman obat aromatik dan rempah-rempah, sarang burung dan hasil hutan bukan kayu lainnya.
“Kemudian, untuk ekspor industri pengolahan pada Maret 2021 tercatat sebesar US$14,84 miliar atau meningkat secara mtm sebesar 22,27 persen. Kenaikan ini terjadi karena adanya kenaikan ekspor baik dari minyak kelapa sawit, besi dan baja, kimia bersal dari minyak,” ucap Suhariyanto.
Selain itu Suhariyanto menyebut, ekspor nonmigas Maret 2021 terbesar adalah ke Tiongkok, Amerika Serikat, dan Jepang.
“Ekspor bulan Maret ini sangat bagus sekali karena peningkatan permintaan dibarengi dengan peningkatan harga berbagai komoditas andalan Indonesia,” ucapnya.
Baca Juga: Hadiri Simakrama Percepatan Program PEN, Wagub Bali: Ini Luar Biasa!