Sonora.ID - Self-compassion adalah kondisi ketika masing-masing orang bisa menderita dan menjadi sahabat bagi dirinya sendiri pada saat menghadapi permasalahan.
Gampangnya, self-compassion adalah kebalikan dari menyalahkan diri sendiri, tetapi justru menjadi sahabat untuk diri sendiri khususnya pada saat ada rintangan hidup.
Hal ini bisa dan perlu untuk diterapkan dalam menjalani kehidupan di tengah pandemi virus corona yang tak kunjung berakhir.
Baca Juga: Apa Pentingnya Self Care? Hingdranata: Sayangnya, Jawabannya adalah…
“Di masa pandemi ini, saya pikir penting sekali kita punya self-compassion karena dengan tantangan yang kita hadapi ini kan masih belum berhenti, dan juga banyak ketidakpastian. Walaupun vaksin sudah bergulir, tapikan masih lama prosesnya, kita tidak tahu kapan ini berakhir,” ungkap Dr. Andyda Meliala selaku Pakar Parenting dan Pendidikan Anak dalam program Smart Parenting di Raido Smart FM.
Pihaknya menegaskan bahwa, dengan modal self-compassion masing-masing pribadi akan terbantu untuk bisa menghadapi masalah atau tidakpastian ini dengan tenang dan tetap bisa hidup sehat.
Ada 3 hal atau komponen di dalam self-compassion yang bisa dijadikan tolok ukur apakah Anda sudah menerapkan self-compassion atau menjadi sahabat bagi diri Anda sendiri.
Baca Juga: 4 Cara Membangun Self-Discipline, Anthony Dio Martin: Lakukan Prinsip 12 Detik
Kebaikan (Kindness)
Berbuat baik kepada orang lain atau menjadi sahabat dan supportive friend bagi sahabat-sahabat Anda, mungkin adalah hal yang mudah dan biasa dilakukan.
Namun berbuat baik kepada diri sendiri dan menjadi sahabat untuk diri sendiri, bukan sesuatu yang otomatis dilakukan atau yang lumrah dilakukan.
Baca Juga: Apa Bedanya Self-Discipline dan Self-Control? 27 Persen Orang Gagal karena Ini
Common Humanity
“Common Humanity ini adalah ketika kita mengalami persoalan, kita tidak sendiri di dunia ini. Ketika menghadapi masalah itu sendiri, sering kali kita merasa sendirian, di situlah pentingnya self-compassion bahwa setiap orang pasti mengalami masalah,” jelasnya menegaskan.
Mindful
“Ketika kita bisa pause atau berhenti sejenak untuk keep in touch dengan penderitaan kita. Jadi kita bisa melihat perasaan kita sedang sedih, sedang kebingungan, galau, kita juga bisa melihat pikiran apa yang muncul, tapi tanpa ada judgment. Jadi bisa melihat dan bisa menerima,” sambung Andyda.
Baca Juga: 3 Alasan Pentingnya Self-Discipline, Anthony Dio Martin: Belajar dari Orang Sukses