Sonora.ID - Beberapa tahun terakhir, ditambah dengan adanya pandemi, penggunaan media sosial menjadi meningkat tajam, termasuk di kalangan masyarakat Indonesia.
Tak sedikit masyarakat pengguna aktif media sosial yang tanpa disadari sudah terjebak di dalam kecanduan bermedia sosial.
Mereka tanpa sadar menjadi sangat ketergantuan dan terkesan tidak bisa dipisahkan dari media sosial yang kebanyakan masyarakat memiliki lebih dari satu akun aktif.
Baca Juga: Hadapi Bully di Media Sosial, Hailey Bieber: Suamiku Banyak Membantu
Melihat hal ini, Digipreneur Daniel V. Lie menegaskan bahwa, tanpa kesadaran dalam diri sendiri, pengguna media sosial sangat berpotensi masuk terlalu dalam dan media sosial yang tadinya ditujukan untuk membantu aktivitas manusia, justru akan membawa dampak negatif.
“Kesadaran itu menjadi sangat penting, orang biasanya baru sadar ketika sudah ada kejadian, itu namanya risiko yang tidak direncanakan,” jelasnya dalam program Smart Digitalk di Radio Smart FM.
Baca Juga: 5 Cara Mudah Lakukan Detoks Media Sosial, Hidup Lebih Tenang!
Terbukti, banyak masyarakat Indonesia yang baru sadar dirinya termasuk pengguna yang ‘ketergantungan’ ketika menemukan kasus atau membaca kasus tentang orang lain, kemudian merasa relate.
Atau ketika ada hal-hal buruk yang menimpa dirinya langsung, misalnya ada seseorang yang mengambil identitas sang pengguna media sosial dan menggunakannya untuk hal-hal yang tidak baik atau bahkan kriminal.
“Jadi sudah kehilangan, sudah di-hack sama orang, data diambil, dan sebagainya, kita baru akhirnya sadar gitu. Harusnya, itu tidak terjadi, ketika kita punya literasi digital yang baik,” tegasnya.
Baca Juga: Ari Lasso Pernah Diancam oleh Hacker, Hati-Hati dengan Kejahatan Siber!
Dalam literasi digital, semua masyarakat yang terlibat di dalam dunia digital tersebut, diajak untuk belajar dan terus belajar, sebelum melakukan sesuatu.
“Kita diajak juga untuk melakukan sesuatu dengan penuh kesadaran. Jadi bukan just do it, apa lagi saya ingatkan lagi bahwa ketika kita berselancar di internet, telinga dan mata yang mendengar dan melihat kita, itu seluruh dunia, itu unlimited,” sambung Daniel menegaskan.
Mengambil contoh dari kerap terjadi di masyarakat Indonesia, ketika ada seseorang yang memasukkan permasalahan personalnya ke media sosial atau berantem di media sosial, maka permasalahan tersebut bisa diakses oleh seluruh pihak.
Baca Juga: Jangan Diabaikan, Ini 3 Tanda Anda Harus Segera Rehat dari Medsos