Medan, Sonora.ID - Berdasarkan data dari DisperindagSumut, komoditi bawang putih naik 3,7 persen atau naik Rp 1.097 dari Rp 28.500 per kg menjadi Rp 29.597 per kg.
Namun untuk di Nias Barat, harga bawang putih mencapai Rp 40 ribu per kg. Kenaikan selanjutnya disusul oleh harga minyak goreng curah kuning naik 1,4 persen dari Rp 13.020 per liter menjadi Rp 13.208 per liter.
Selain itu, penurunan harga juga tampak secara signifikan untuk jenis komoditi cabe merah biasa turun 6,7 persen atau Rp 2.532 dari Rp 40.567 menjadi Rp 38.035.
Adapun untuk stok komoditi seperti cabe dan bawang dari berbagai daerah sentra komoditi sudah mulai masuk ke kota-kota besar di Sumut.
Untuk komoditi cabe merah, harga terendah berada di Binjai seharga Rp 29 ribu per kg. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan harga cabe merah di Gunung Sitoli yang berada di posisi Rp 45 ribu per kg.
Saat dikonfirmasi kepada Kabid Perdagangan Dalam Negeri (PDN) Disperindag Sumut, Barita Sihite memprediksi harga tinggi ini akibat masalah transportasi pengangkutan.
"Arahnya ke transportasi yang supply ke sana. Ini salah satu faktor menurut dugaan kita. Mungkin ada penimbunan barang tapi kalau arah ke sana kemungkinannya tipis. Di kabupaten lain di Sumut, kalaupun ada kenaikan tak seperti di sana (Nias)," ungkap Barita, Rabu (21/4/2021).
Sedangkan untuk harga gula, kota Medan mematok harga terendah seharga Rp 12.583 per kg sedangkan Nias Barat seharga Rp 15 ribu per kg.
Selain itu, Gunung Sitoli atau daerah Nias lainnya juga rata-rata juga menjadi daerah termahal untuk komoditas seperti cabe rawit hijau berada di harga Rp 45 ribu sedangkan harga terendah berada di Sergei seharga Rp 32 ribu.
"Gunung Sitoli adalah kota IHK untuk survei inflasi. Kita bisa meraba ini supply. Sama seperti gula juga. Keterlambatannya menyangkut transportasi di Pulau Nias kalau saya menganalisanya. Pengangkutan ini lewat transportasi lewat tol laut. Ini bisa berhubungan dengan kapal juga untuk pembiayaan transportasinya," pungkasnya.