‘Bagarakan Sahur’, Tradisi Membangunkan Sahur di Tanah Banjar

24 April 2021 11:55 WIB
ilustrasi tradisi
ilustrasi tradisi ( net)

Banjarmasin, Sonora.ID - Meski sudah masuk era modern, tradisi "Bagarakan Sahur" atau membangunkan orang untuk sahur di Kalimantan Selatan tetap melekat di masyarakat.

Tiap bulan Ramadhan, hampir di setiap kawasan permukiman, baik komplek perumahan atau gang-gang kecil, mudah dijumpai sekelompok anak muda yang membunyikan berbagai alat yang dibawa.

Alatnya sederhana dan mudah ditemui, seperti panci, galon air mineral, kaleng, kentungan atau radio tape. Bahkan ada pula yang tak tanggung-tanggung menggunakan perangkat perkusi ala pemain drum band, yakni snare drum.

Baca Juga: Sering Tidur Setelah Sahur? Hati-hati, Bisa Berakibat Fatal bagi Tubuh

Sekitar pukul 2-3 dinihari, kelompok yang terdiri dari anak-anak dan remaja di lingkungan perumahan pun bergerak berkeliling membunyikan alat yang mereka bawa untuk membangunkan warga.

Seperti yang terlihat di Komplek Cempaka Putih, Kota Banjarmasin, kelompok yang digawangi Aulia, terlihat semangat berkeliling dari satu gang ke gang lainnya, agar tak ada warga yang terlewat untuk menyiapkan sahur.

"Macam-macam alatnya, kalau hari pertama puasa kita pakai tape, pasang musik metal sambil keliling gang," ujar remaja di salah satu SMA Negeri di Banjarmasin itu.

Sambil terkekeh, Aulia juga mengungkapkan tak sedikit yang kesal dengan cara mereka membangunkan sahur. Apalagi saat hari pertama yang menyetel musik metal itu.

Akibat teguran itu pula, Ia dan kawan-kawannya mengganti alat yang digunakan dan memilih kaleng, galon serta beberapa benda yang dapat menimbulkan bunyi nyaring saat "Bagarakan Sahur".

Tradisi itu diakuinya turun temurun dilakukan di keluarganya, mulai dari ayah, paman hingga akhirnya Ia dan teman-temannya saat ini. Meski terbilang sukarela, mereka tetap semangat melakukan tradisi tersebut selama bulan Ramadhan.

"Tapi tahun lalu sempat gak ada karena waktu itu PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar, red.) gara-gara CoVID-19," jelasnya.

Tradisi "Bagarakan Sahur" konon sudah dilakukan sejak adanya Islam di tanah Banjar sebagai salah satu penanda masuknya waktu sahur. Maklum, jaman dulu belum ada pengeras suara, sehingga salah satu caranya dengan berkelililing membunyikan sesuatu untuk membangunkan orang-orang. 

Baca Juga: 5 Dampak Buruk Tidur Setelah Sahur Bagi Kesehatan, Hindari Sekarang!

Namun hingga kini, masih belum ditemukan catatan atau literasi yang menyebutkan kapan tradisi ini dimulai. 

Jika ditelusuri, tradisi turun temurun ini juga dilakukan di Samarinda, Kalimantan Timur, yang rupanya mengadopsi kebiasaan masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.

Tak heran memang, karena budaya Banjar melekat di wilayah tersebut karena pernah masuk daerah kekuasaan dari Kesultanan Banjar.

Bahkan hingga sekarang, tradisi tersebut masih dilakukan oleh penduduk setempat dan sempat beberapa tahun digelar dalam festival khusus.

Meski begitu, para pemuda yang biasa ikut serta dalam "Bagarakan Sahur" tak terbatas etnis Banjar saja, namun juga dari etnis lain sebagai bentuk keberagaman.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm