Kapal Selam KRI Nanggala 402 Tenggelam, Ini Kisah Mistis Laut Bali Utara

26 April 2021 16:55 WIB
KRI Nanggala 402
KRI Nanggala 402 ( Tribunnews)

Tidak tanggung-tanggung, bahkan hingga banyak hutang. Bahkan membuat kekayaan ayahnya nyaris habis.

"Tetapi beliau ini tidak pernah tobat, bahkan sampai kekayaan Mpu Siddhi Mantra habis," tegasnya.

Dalam keadaan terjepit dan terpuruk seperti ini, sang mpu bertapa dan beryoga semadi, memuja Ida Sang Hyang Widhi Wasa untuk mohon pertolongan- Nya agar bisa membayar utang anaknya.

Pada saat itu, beliau mendapat pawisik atau wahyu agar sang mpu datang ke kawah Gunung Agung. 

Sebab di sana ada harta karun yang bisa membatu kesulitannya.

Baca Juga: Masuk Fase Subsunk, Panglima TNI Terus Cari Bukti Tenggelamnya KRI Nanggala 402

"Dengan kesaktiannya sang mpu cepat sampai di kawah Gunung Agung, dan Beliau duduk sambil merapalkan mantra-mantra dengan disertai uncaran suara genta yang bertalu-talu," kisahnya. 

Maka muncullah Sang Naga Basuki dari persembunyiannya dan menanyakan tentang keperluannya datang ke sana.

Lalu berceritalah Mpu Siddhi Mantra tentang kesulitannya, sehingga diberikan anugerah emas dan intan yang begitu melimpah serta disuruh mengabil serta cukup bahkan melebihi untuk membayar utang anaknya.

"Tetapi ingat dengan syarat agar sang anak dinasehati untuk mengubah perilakunya agar tidak lagi melakukan kegiatan berjudi lagi," katanya.

Mpu Siddhi Mantra, kembali ke Daha dan langsung disuruh sang anak untuk membayar utang-utangnya.

Setelah dibayar ternyata betul masih ada sisa, dan di sanalah Manik Angkeran tergoda imannya untuk berjudi lagi.

Bahkan sampai kembali punya utang yang begitu banyak. Pada saat ini sang mpu kehabisan akal, lalu anak ini tidak dihiraukan lagi.

Baca Juga: Pamit Tugas ke Istri, Ini Pesan Terakhir Awak KRI Nanggala 402

Lalu kemudian pergilah sang anak tanpa tujuan, hingga akhirnya dia ingat bahwa sang ayah memperoleh emas dan intan dari kawah Gunung Agung.

Muncul niatnya untuk pergi ke tempat itu, sambil mencuri genta sang ayah dan dibawa ke kawah tersebut.

Sesampainya di sana, Manik Angkeran mengumandangkan uncaran bunyi genta tanpa disertai mantra.  Walaupun begitu Sang Naga Basuki  akhirnya, juga menemui Sang Manik Angkeran.

Begitu sang naga berbalik, terlihat lah diekornya banyak emas dan permata.

Lalu ia mengambil keris dan memotong ekor sang naga itu.

Sang Naga Basuki kesakitan dan akhirnya marah. Maka kemudian dibakarlah Manik Angkeran dengan kesaktiannya hingga akhirnya habis menjadi abu.

Baca Juga: Polisi Udara Kirim Bantuan Pencarian Kapal Selam KRI Nanggala-402

Hal ini membuat Mpu Siddhi Mantra sedih, karena anaknya hilang tidak pulang semenjak kepergiannya.

"Oleh karena saktinya maka mpu memperkirakan anaknya datang ke kawah Gunung Agung," sebutnya. 

Ternyata benar saja, lalu sang mpu menanyakan pada Naga Basuki tentang keberadaan anaknya. Beliau diberitahu bahwa sang anak telah dibakar jadi abu.

"Dengan rasa terharu dan sedih, mpu memohon pada Sang Naga Basuki agar anaknya dihidupkan kembali," ucapnya.

Tetapi sang naga juga memohon agar sang mpu mengembalikan ekornya untuk bisa tersambung lagi.

Dengan kesaktiannya masing -masing, akhirnya ekor sang naga bisa tersambung dan sang anak telah hidup kembali.

Baca Juga: Pencarian KRI Nanggala-402 hari ini mengerahkan 5 KRI, 1 helikopter dan 400 Personil

Seperti diceritakan sebelumnya, bahwa Mpu Siddhi Mantra beryoga semadi dan yang dipuja adalah Bhatara Siwa dan Sang Hyang Baruna Geni.

Lalu beliau mendapat anugerah, dan disuruhlah Mpu Siddhi Mantra menorehkan tongkat saktinya sebanyak tiga kali. Hingga terbelahlah Pulau Jawa dan pulau Bali sehingga memunculkan Selat Bali. Seperti saat ini. Demikian kisahnya. 

Jero Mangku Ketut Maliarsa  mengatakan secara rasa dan keyakinan di sinilah letak kemistisannya dan keangkerannya.

Diungkapkan bahwa mengenai eksistensi Selat Bali yang juga dapat dikatakan penuh dengan hal- hal mistis dan keramat.

"Hal ini perlu diyakini, oleh karena tempat ini benar- benar angker sehingga secara niskala perlu mohon izin," ucap Jero Mangku Ketut Maliarsa.

Baca Juga: Jokowi: Prioritas Utama Adalah Keselamatan 53 Awak Kapal KRI Nanggala-402

Sehingga jika ingin lewat atau melakukan kegiatan, pada areal itu atau wilayah Bali lainnya. Agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Mengapa Mpu Siddhi Mantra mendapatkan anugerah untuk menorehkan tongkat saktinya? Menurut Jero Mangku Ketut Maliarsa adalah untuk menjaga tatanan teritorial pulau Bali tetap asri dan lestari.

Dan yang tidak kalah pentingnya, agar anak Mpu Siddhi Mantra tidak dapat bebas pulang pergi ke Jawa.

Sebab sedang dididik dan digembleng untuk mengubah perilaku suka berjudi. Hingga akhirnya sang anak didiksa menjadi Dang Hyang Manik Angkeran.

Baca Juga: Berikut Daftar Nama 53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 yang Hilang Kontak di Bali

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm