Sonora.ID - Masyarat di Negara India murka kepada otoritas pemerintahan di negara tersebut. Sebab pemerintah India dinilai dengan sengaja membiarkan adanya festival keagamaan besar dan juga kampaye politik berlangsung ditengah tingginya kasus kematian akibat covid-19.
Angka kematian akibat Covid-19 di India memang sangat tinggi, hingga asap kremasi jenazah di New Delhi menghiasi langit di India.
Dilansir dari Mirror via Kompas.com, pemerintah membiarkan Kumbh Mela di tepi sungai Gangga berlangsung dan menyatukan lebih dari 5 juta umat Hindu.
Baca Juga: YouTuber Atta Halilintar Positif Covid-19 untuk yang Kedua Kalinya
Sementara dalam pelaksanaan acara tersebut tidak ada satupun masyarakat India yang mengenakan masker atau menjaga protokol kesehatan.
Selain itu hal serupa juga terjadi dua pekan lalu, dimana kepolisian setempat mengaku tak berdaya untuk mengatur masyarakat India dan menegakan protokol kesehatan saat acara festival berlangsung.
Tidak hanya itu pasokan tabung oksigen di ibu Kota India juga sangat rendah, sehingga banyak rumah sakit yang harus menutup pintu masuk.
Dilansir dari Mirror, seorang warga, Sairi (41) mengatakan bahwa anaknya Veeir (9) terinfeksi covid-19 namun tidak mendapatkan bantuan dari pihak medis.
Baca Juga: Tim Yustisi Gencar Laksnakan Pemantauan Prokes, Lagi Terjaring 5 Orang
"Kami dibiarkan mati," ucap Sairi pilu. Krisis yang menyayat hati di India berlangsung, setelah hal serupa terjadi di Brasil.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut situasi Covid-19 di India sangat memilukan dan mengirimkan 2.600 staf dan persediaan tambahan.
Makin Tinggi, Masyarakat Beralih ke Pasar Gelap Seorang pengacara yang berbasis di New Delhi berkata, "Semua orang menyalahkan kampanye politik dan Kumbh Mela yang tidak bertanggung jawab. Itu kriminal."
Baca Juga: Sisi Positif dan Negatif Palembang Masuk Zona Merah