Sonora.ID - Buang air besar (BAB) yang lancar dan rutin menjadi salah satu indikasi bahwa tidak ada masalah di dalam saluran pencernaan, khususnya pada usus besar.
Selain itu, BAB yang lancar juga membuat kondisi tubuh lebih baik pada saat beraktivitas karena tidak terganggu oleh keluhan sakit perut karena tidak bisa buang air besar.
Maka, penting untuk mengonsumsi makanan yang tinggi serat dan rajin minum air putih sehingga BAB lancar dan rutin.
Baca Juga: Dokter: Diare Memang Penyakit Ringan Tapi Jangan Disepelekan, karena…
Ada satu teori yang beredar di masyarakat mengenai resep BAB lancar, yaitu rutin mengonsumsi cuka apel setiap pagi.
Menjawab teori tersebut, dr. Dion Ade Putra dari Mayapada Hospital dalam program Talkshow di Radio Sonora FM, menegaskan bahwa langkah yang satu itu berlaku secara subjektif bukan objektf, apa artinya?
“Pada beberapa pasien yang juga minum cuka apel, BABnya malah tidak lancar, dan justru mengeluhkan ada rasa nyeri pada lambungnya,” ungkap dr. Dion menegaskan.
Baca Juga: Apa Itu Diare? Dokter: Penyakit Rakyat yang Kadang Justru Disukai
Hal ini berkaitan dengan waktu konsumsi cuka apel yaitu pagi hari, sedangkan pada pagi hari perut cenderung masih kosong.
Cuka apel yang terlalu asam bisa melukai lambung, sehingga cara yang satu ini tidak bisa dipatenkan menjadi salah satu cara untuk melancarkan buang air besar.
Namun, pada kesempatan yang sama, dr. Dion memperbolehkan konsumsi campuran coconut oil dengan air putih di pagi hari.
Baca Juga: Berapa Lama Waktu Sembelit yang Masih Aman dan Bisa Ditolerir?
“Kalau coconut oil bisa, memang berfungsi untuk melumaskan BAB, dan bila itu memang bisa bekerja pada pasien, ya silakan dilanjutkan, itu bisa-bisa saja,” sambungnya menegaskan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dr. Dion lebih merekomendasikan minyak kelapa untuk melancarkan BAB secara alami daripada menggunakan cuka apel.
Selain itu, pola makan dan jenis makanan yang dikonsumsi pun harus terus diperhatikan demi mendapatkan kondisi tubuh yang baik dengan jadwal BAB yang baik.
Baca Juga: Supaya Pencernaan Tetap Sehat, Baiknya Seberapa Sering Kita BAB?