Uniknya, tradisi kupat ini hanya ada sekali dalam setahun di Kota Semarang. Lebih tepatnya pada hari H+7 Lebaran atau Idul Fitri.
Ketupat tersebut dibagikan untuk orang dewasa dan anak-anak. Uniknya ada juga warga yang mengisi ketupat dengan uang receh. Anak-anak yang berebut pun gembira dan saling bersaing mendapatkan ketupat serta uang terbanyak.
Memang banyak versi penyebutan nama kupat tersebut. Namun, karena kampung Jaten Cilik lebih lebih religius, lebih nyaman menyebut Kupat Tauge daripada Kupat Jembut.
Tradisi unik ini tak hanya di Kampung Jaten Cilik. Di sejumlah titik di Kelurahan Pedurungan Tengah juga menggelar hal serupa termasuk di daerah Sendangguwo atau daerah yang berada di sisi timur Kota Semarang.
Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Sayur Enak nan Gurih, Menu Khas saat Lebaran Tiba