Salfok dengan Nama, Kupat Khas Semarang ini Jadi Tradisi Ketika Syawalan

5 Mei 2021 14:45 WIB
“Kupat Jembut” yang dibagikan saat perayaan syawalan di Jaten Cilik
“Kupat Jembut” yang dibagikan saat perayaan syawalan di Jaten Cilik ( Tribunnews.com)

Semarang, Sonora.ID - Semarang merupakan daerah di Jawa Tengah yang memiliki banyak tradisi budaya hingga kuliner yang melegenda. Salah satunya yang menarik perhatian adalah “Kupat Jembut” yang dibagikan saat perayaan syawalan di Jaten Cilik, Pedurungan, Semarang.

Tanpa bermaksud negatif, “Kupat Jembut” ini hanyalah salah satu jenis ketupat yang berisi sayuran kecambah atau taoge dan sambal kelapa di dalamnya.

Adapun filosofi taoge dan sambal kelapa dimaksudkan untuk melambangkan sebuah kesederhanaan dalam hidup dengan tidak melulu kemewah-mewahan. Sedangkan dibelah tengah dan dimasukkan isi dimaksudkan bahwa antar warga sudah saling melepas kesalahan.

Baca Juga: Kapolda DIY Membuka Kegiatan Lat Pra Ops Ketupat Progo 2021

Meski namanya membuat salah fokus, tradisi kuliner ini ternyata sudah mengakar di Jaten Cilik, Pedurungan, Semarang sejak puluhan tahun lalu atau sekitar tahun 1950 silam.

Konon tradisi itu datang dari dua sesepuh kampungnya yang hijrah dari Kabupaten Demak ke Pedurungan, Semarang. Keberadaan Kupat Jembut merupakan wujud rasa syukur kepada Allah SWT atas berkah yang diberikan selama bulan Ramadhan.

Kupat Jembut merupakan sebuah simbol kesederhanaan. Sebab, kupat tersebut digunakan untuk merayakan Syawalan, tanpa opor sebagaimana tradisi di Jawa yang identik dengan lontong opor. Mengingat pembuatan kupat ini jelas lebih murah dibanding untuk membuat lontong opor.

Baca Juga: Cara Membuat Opor Ayam, Makanan Khas Lebaran yang Cocok dengan Ketupat

Uniknya, tradisi kupat ini hanya ada sekali dalam setahun di Kota Semarang. Lebih tepatnya pada hari H+7 Lebaran atau Idul Fitri.

Ketupat tersebut dibagikan untuk orang dewasa dan anak-anak. Uniknya ada juga warga yang mengisi ketupat dengan uang receh. Anak-anak yang berebut pun gembira dan saling bersaing mendapatkan ketupat serta uang terbanyak.

Memang banyak versi penyebutan nama kupat tersebut. Namun, karena kampung Jaten Cilik lebih lebih religius, lebih nyaman menyebut Kupat Tauge daripada Kupat Jembut.

Tradisi unik ini tak hanya di Kampung Jaten Cilik. Di sejumlah titik di Kelurahan Pedurungan Tengah juga menggelar hal serupa termasuk di daerah Sendangguwo atau daerah yang berada di sisi timur Kota Semarang.

Baca Juga: Cara Membuat Ketupat Sayur Enak nan Gurih, Menu Khas saat Lebaran Tiba

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm