Banyak sekali mahasiswa ketika masuk ke skripsi mulai memiliki peningkatan stress dalam studinya. Menurut Kompasianer Diana Lieur pertanyaan "Sudah sampai mana skripsimu hari ini?" itu sama menakutkannya dengan "Kapan nikah?" atau "Kapan dapat kerjaan?"
Ketika sedang merasa kesulitan menyusun skripsi, ternyata masih ditambah dengan dua dosen pembimbing yang keinginannya berbeda-beda, atau ketika dengan satu pembimbing pun yang tidak konsisten dalam mengarahkan tentunya ini menjadi tambahan beban bagi mahasiswa.
Dalam masa pandemi saat ini adanya timbul kemudahan dan kesulitan baru, beberapa yang menjadi kesulitan mahasiswa saat pandemi dalam proses skripsi adalah:
Tidak dapat secara langsung berdiskusi dengan rekan sejawat dan dosen (pertemuan secara langsung memiliki rasa yang berbeda dengan via online karena tidak ada gangguan komunikasi seperti komunkasi terputus/disconnect dan tersendat-sendat/delay)
Mendapatkan tempat studi kasus secara langsung
Keterbatasan mengakses fasilitas kampus, seperti perpustakaan
Mobiltas terbatas
Lupa akan kemajuan laporan skripsi
Beberapa kemudahan saat adanya pandemi dalam proses skripsi adalah:
Tidak diperlukannya lagi hardcopy (laporan skripsi dalam bentuk cetak saat bimbingan)
Pertemuan secara tidak langsung lebih membuat mahasiswa mudah dalam berkomunikasi dengan dosen pembimbing, terutama dengan basis chat via aplikasi WA (whats app)
Kapan pun dan dimana pun dapat melakukan diskusi dengan adanya aplikasi Vmeet atau sejenisnya
Dokumentasi arahan dosen lebih baik dan bisa dilihat konsistensi arahannya (dilihat dari history digital komunikasi dan revisi dokumen skripsi)