Palembang, Sonora.ID - Pada 2017, berdasarkan data Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Ristek Dikti), jumlah unit perguruan tinggi yang terdaftar mencapai 4.504 unit.
Angka ini didominasi oleh perguruan tinggi swasta (PTS) yang mencapai 3.136 unit. Sedangkan perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi unit paling sedikit, yakni 122 unit.
Sisanya adalah perguruan tinggi agama dan perguruan tinggi di bawah kementerian atau lembaga negara dengan sistem kedinasan.
Baca Juga: Sakit! Skripsi Dibuang dari Jendela Kampung Hingga Menggunung
Jumlah mahasiswa di indonesia ditahun 2020 mencapai 1 jutaan (https://pddikti.kemdikbud.go.id) dan ini tersebar pada PTN, PTS dan perguruan tinggi di bawah kementerian atau lembaga negara dengan sistem kedinasan.
“Pada perguruan tinggi PTS dan PTN masih banyak sekali penyelesaian akhir dari studi mahasiswa dengan membuat laporan berupa Skripsi atau Tugas Akhir. Skripsi pada prinsipnya karya mahasiswa/i yang unik dari mahasiswa lainnya dalam bentuk penelitian. Penelitian yang dilakukan tentunya terkait dengan konsentrasi mahasiswa pada program studi / jurusannya masing-masing, dari penelitian tersebut umumnya menjelaskan: Apa (What), Siapa (Who), Kapan (When), Dimana (Where) Mengapa (Why) dan Bagaimana (How) atau dikenal dengan (5W, 1H),” ujar Wawan Nurmansyah.S.Kom., M.Cs (Dosen Prodi Informatika, Unika Musi Charitas Palembang) dalam acara IT Corner (04/05/2021).
Skripsi memiliki jumlah SKS yang cukup besar dari angka kredit matakuliah lainnya, tentunya ada bentuk beban khusus yang dimiliki pada matakuliah seperti skripsi.
Baca Juga: Rektor Termuda Risa Santoso Bolehkan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi
Banyak sekali mahasiswa ketika masuk ke skripsi mulai memiliki peningkatan stress dalam studinya. Menurut Kompasianer Diana Lieur pertanyaan "Sudah sampai mana skripsimu hari ini?" itu sama menakutkannya dengan "Kapan nikah?" atau "Kapan dapat kerjaan?"
Ketika sedang merasa kesulitan menyusun skripsi, ternyata masih ditambah dengan dua dosen pembimbing yang keinginannya berbeda-beda, atau ketika dengan satu pembimbing pun yang tidak konsisten dalam mengarahkan tentunya ini menjadi tambahan beban bagi mahasiswa.
Dalam masa pandemi saat ini adanya timbul kemudahan dan kesulitan baru, beberapa yang menjadi kesulitan mahasiswa saat pandemi dalam proses skripsi adalah:
Baca Juga: Lulus Kuliah di ‘Angkatan Covid’? Motivator Vivid: Harus Awake!
Beberapa kemudahan saat adanya pandemi dalam proses skripsi adalah:
Baca Juga: Bingung Menentukan Langkah Setelah Lulus Kuliah? Berikut Kata Pakar
Dari beberapa hal kemudahan dan kesulitan dalam penyelesaian skripsi, berikut bagaimana mendapatkan ide atau tema, untuk judul skripsi dalam masa pandemi saat ini:
Pengembangan materi dari tugas kuliah, project akademik, publikasi dosen, dan materi skripsi yang sudah ada adalah bagian awal dari penentuan ide-ide dan tema yang akhirnya menjadi judul skripsi.
Adanya pengembangan materi atau produk teknologi tentunya hal tersebut menjadi hasil dari penelitian dalam bentuk laporan skripsi.
Jangan melihat sebesar apa teknologi yang dikembangkan, akan tetapi adanya pengembangan atau perbaharuan sudahlah cukup menyatakan ke unikan dari penelitian-penelitian sebelumnya atau laporan skripsi yang sudah ada.
Baca Juga: Sukses dan Tajir Melintir, Keluarga Dian Sastro Pernah Dipandang Sebelah Mata