1. Jangan ambil hati
Penting buat kita untuk memisahkan antara kegagalan dengan identitas kita. Cuma karena kita gagal dalam satu hal, ini nggak berarti kita itu jadi pribadi yang gagal. Kalau kita menganggap diri sebagai pribadi yang gagal, bisa dipastikan kita jadi kehilangan kepercayaan diri.
Mungkin aja kita melakukan kesalahan yang akibatnya jadi fatal. Tapi, semua orang juga pasti melakukan kesalahan, bukan? Justru dari kesalahan itu, kita belajar sesuatu agar nggak mengalami kegagalan yang sama.
Jadi, jangan pernah ambil kegagalan sebagai sesuatu yang personal. Jangan baper. Terus maju, sebab kita nggak pernah tahu peluang apa yang udah Tuhan kasih ke kita dari kegagalan tersebut.
Baca Juga: Dosen Bagikan Tips untuk Mencari Tema Projek Skripsi di Masa Pandemi
2. Maafkan diri dari kegagalan
Ada banyak orang yang kehilangan kepercayaan dirinya setelah mengalami kegagalan. Apalagi kalau kegagalan ini cukup berarti buat kita. Namun, ini adalah diri kita sendiri. Kita harus bisa memaafkan diri sendiri. Berhenti denial alias melakukan penolakan.
Kepercayaan diri itu kemudian akan tumbuh seiring berjalannya waktu, juga di saat yang sama pas kita mulai menerima kegagalan tersebut.
3. Coba analisa, pelajari dan cobalah untuk beradaptasi
Percaya nggak percaya, yang namanya kegagalan itu ada hitungannya lho. Secara emosi sendiri, pasti ada kegagalan yang bikin kita beneran sedih, marah, bahkan sampai frustasi. Kalau sudah ada di titik ini, coba ingat kembali soal apa yang sudah hilang dari kita karena kegagalan tersebut.
Kalau sudah dihitung, coba jawab pertanyaan, ‘Kira-kira, apa yaa yang bisa menghasilkan lebih baik lagi selain ini?’ Mungkin aja kegagalan ini berada di luar kendali kita, tetapi kalau kita sudah punya fakta, cobalah untuk mengelola kegagalan ini dengan sebuah rencana yang baru.
Thomas Edison, si penemu bola lampu tercatat sudah gagal sekitar 10.000 kali sampai akhirnya dia berhasil sekarang ini. Dalam sebuah kutipannya, ia mengatakan, “Saya telah menemukan 10.000 cara sesuatu tidak akan berhasil. Saya tidak berkecil hati, karena setiap upaya yang membuat saya gagal itu merupakan sebuah langkah maju untuk cara yang lain.”