Medan, Sonora.ID - Ratusan rumah warga di Gang Merdeka, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun, Kota Medan kembali tenggelam direndam banjir, Kamis (6/5/2021).
Mereka ada yang berenang menggunakan ban, ada juga yang menggunakan wahana lain.
Sementara itu, para orang tua dan anak muda yang rumahnya terendam lumpur tampak bergotong membersihkan rumah masih-masing.
Mereka mencoba untuk mengeluarkan air yang masuk ke rumah dengan menggunakan sapu ataupun sekop.
Baca Juga: Dipercepat, Kesawan City Walk Medan Resmi Tutup Mulai 5 Mei 2021
Sementara itu, para pejalan kaki yang melintas dari jalan yang tergenang ini pun menarik celananya sampai selutut sambil menenteng sepatu ataupun sendal.
Selain itu, pengendara secara hati-hati melintas agar tidak membasahi para pejalan kaki.
Zulham, warga terdampak banjir mengatakan bahwa sumber air ini berasal dari luapan Sungai Babura yang mengalir ke Sungai Deli.
Akibat banjir ini, Zulham merasa rugi lantaran perabotan rumah tangganya rusak dan harus dikeringkan.
Baca Juga: Cair THR, Di Tengah Pandemi Covid-19 Masyarakat Membludak berburu Diskon di Mal
"Ini banjirnya dari jam 06.00 WIB sampai sekarang. Selama bulan puasa, baru kali ini lah pertama banjir, makanya capek lah jadinya," kata Zulham, Kamis siang.
Selain itu, air yang masuk ke rumah kerap menimbulkan penyakit gatal-gatal di kulit.
"Ya, air sungai itu kan tidak bersih. Ini anak-anak yang sering main air banjir sering kali gatal-gatal," sebutnya.
Zulham mengatakan, meluapnya air sungai ini lantaran Sungai Babura sudah dangkal.
Ia pun meminta agar Wali Kota Medan Bobby Nasution dapat mendengarkan keluhan warga Gang Merdeka ini.
Baca Juga: Akibat Pungli, Wali Kota Bobby Nasution Copot Lurah Sidorame Timur
Sehingga, Zulham berharap agar pemerintah dapat melakukan pengerukan dan membangun benteng agar air, sehingga ketika sungai meluap, air tidak masuk permukiman.
"Pernah di sini banjir 5 hari 5 malam itu capai 2 meter. Kalau hari ini masih sampai lutut, tapi begitu pun sedih lah," ujarnya.
"Kami mohon pemerintah saat ini dapat mencari jalan keluar. Masa kami harus merasakan banjir sampai ke anak - anak. Jadi serasa tidak ada pemerintah yang memperhatikan dan berbuat untuk rakyatnya," tutupnya.
Pasalnya, mereka merasa tiada lagi merdeka sebab selama berpuluh - puluh tahun lamanya selalu menjadi korban banjir.
Baca Juga: Ratusan pegawai Perusahaan Daerah Pasar Belum Terima THR Sejak 2020