Sonora.ID - Tidak sedikit seorang menantu, terutama wanita yang merasa kurang cocok dengan mertua mereka. Ketidakcocokan itu bisa saja timbul karena konflik akan berbagai hal.
Meski demikian, mertua adalah sosok yang sehrusnya kita hormati. Karena beliau telah merawat dan membesarkan pasangan kita sejak kecil hingga dewasa.
Namun, bagaimana cara menghadapi mertua yang menyebalkan? Berikut Sonora.ID rangkum tips mengatasi ketidakcocokan dengan mertua:
Baca Juga: Mewujudkan Keluarga Bahagia dengan Menjaga Keharmonisan Orang Tua
1. Tetapkan Batas Tegas dan Tanggapi Saran dengan Baik
Kadang kita merasa berterima kasih ketika ayah atau ibu mertua kasih 'wejangan' atau masukan tentang rumah tangga karena pengalaman mereka sudah berpuluh-puluh tahun menjalaninya. Tapi, di sisi lain kita sebal karena merasa tiap rumah tangga itu berbeda dan kita nggak harus sama persis mengikuti jalan mertua.
"Tak apa. Bersikaplah tegas, ringkas namun tetap baik. Apapun saran dan masukannya, tetaplah jadi diri sendiri. Kalau mereka gigih, beri penjelasan akan konsekuensi yang didapat pasangan, beri tahu juga bahwa kita punya batasan dan akan membuat pilihan sendiri apapun konsekuensinya," tutur Deanna Brann, seorang psikoterapis dan penulis Reluctantly Related: Secrets To Getting Along With Your Mother-In-Law Or Daughter-In-Law.
Kita boleh kok menolak saran mertua dengan lembut misal, 'Saya tahu Ibu atau Ayah berusaha membantu tapi kami ingin mencoba menjalani rumah tangga kami'.
Baca Juga: Sukses dan Tajir Melintir, Keluarga Dian Sastro Pernah Dipandang Sebelah Mata
2. Alihkan perhatian
Ada momen di mana mood atau kondisi kita sedang buruk dan kurang bisa menerima masukan atau perintah dari mertua. Coba tarik dan buang napas, ambil air minum, dan duduk kembali.
Bilang jujur ke pasangan bahwa kita sedang nggak mood menghadapi kemauan mertua juga membantu lho, Bun.
"Saya senang mengajarkan orang lain untuk belajar seni 'mengalihkan' subjek atau berjalan menjauh. Ketika sebuah percakapan mengarah ke pembicaraan yang 'beracun', saatnya untuk bangun, mengambil segelas air dan tanya tentang perjalanan yang akan datang atau topik ringan lainnya," kata Stephanie Buehler, psikolog yang tinggal di Southern California.
Baca Juga: Meletakkan Tangki Air di Depan Rumah? Hati-hati Bisa Mengusir Keberuntungan
3. Jangan tersinggung
Ketika kita menikahi pasangan, maka kita 'menikah' pula dengan keluarganya dengan berbagai sejarah di dalamnya.
"Memahami masalah keluarga pasangan berasal dapat sangat membantu ketika kita belajar bagaimana mendekati mereka," kata F Diane Barth, psikoterapis dan penulis blog Psychology Today Off The Couch.
Biasanya orang tua sulit melakukan transisi dari mengasuh anak-anak mereka, hingga anak mereka punya hubungan spesial dengan orang lain dan membuat anak lebih memerhatikan pasangannya daripada orang tuanya.
"Menetapkan batas yang lembut tetapi tegas dan konsisten dapat membantu transisi ini. Orang tua mungkin mulai menyadari bahwa anak-anak mereka membutuhkan untuk menjalani kehidupan mereka sendiri," tambah Diane.
4. Lihat dari Sudut Pandang Mertua
Mertua juga manusia, yang punya kesalahan dan bisa berbuat salah. Bagaimanapun orang tua akan berjuang menghadapi kenyataan anaknya telah dewasa dan berusaha menerima orang lain yakni pasangan anak dalam keluarganya.
"Saat hubungan kita dengan mertua tampak mustahil cobalah untuk bersimpati padanya dan selalu waspada terhadap perubahan perilaku positif," kata Amanda Deverich, terapis pernikahan dan keluarga yang tinggal di Williamsburg, Virginia.
Nggak ada orang yang 100 persen buruk. Akan ada saatnya ibu mertua kita menghormati jadwal atau permintaan kita yang lain. Atau memuji masakan kita dan mengatakan sesuatu yang positif kembali. Jadi, tetap semangat ya, Bun.