Sonora.ID - Salah satu makanan khas lebaran yang biasanya disajikan oleh masyarakat Jawa adalah ‘Lepet’. Konon Lepet juga menjadi salah satu kudapan yang diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga pada masyarakat Jawa, selain ketupat.
Penganan ini lazim ditemukan di pulau Jawa dan populer disantap sebagai kudapan. Lepet umumnya disajikan bersama dengan kupat (ketupat) pada hari raya Idul Fitri.
Bagi daerah yang tidak memiliki tradisi Syawalan, lepet disajikan pada tanggal 1 Syawal (saat hari raya Idul Fitri).
Sedangkan beberapa daerah yang merayakan tradisi Syawalan seperti Jepara, Demak, dan Solo, lepet disajikan pada tanggal 8 Syawal (1 minggu setelah hari raya Idul Fitri).
Baca Juga: Resep Kacang Bawang Empuk dan Renyah, Camilan Pas saat Lebaran
Lepet yang menyimbolkan kesucian dan kebersihan banyak dimanfaatkan masyarakat sebagai gantungan di depan rumah (atap, pintu, dan lainnya) untuk mengusir hal-hal negatif.
Kuliner khas ini terbuat dari beras ketan ditambah dengan kelapa muda parut dan sedikit garam. Kemudian dibungkus daun kelapa muda atau janur dan direbus hingga matang. Lepet mirip lember dan lontong, meskipun perbedaannya teksturnya lebih liat dan lengket.
Lepet memiliki filosofi dalam bahasa Jawa, yakni silep kang rapet atau tertutup rapat. Filosofi ini bermakna bahwa setelah mengaku salah (lepat), maka pihak lain cukup memaafkan dan berusaha untuk tidak mengungkitnya lagi.
Baca Juga: Berikut 8 Jurus Jitu Menjadi Food Reviewer yang Cakap, Apa Saja?