Bentrok terjadi setelah jam buka puasa di dekat Sheikh Jarrah, yang terletak tak jauh dari gerbang Damaskus yang terkenal di kawasan Kota Tua Yerusalem.
Polisi Israel menggunakan meriam air dari kendaraan lapis baja untuk membubarkan ratusan pemrotes yang berkumpul di dekat rumah-rumah keluarga yang terancam diusir. Para pemrotes juga berasal dari kawasan lain.
"Bila tidak mendukung kelompok warga di sini, pengusiran akan terjadi di rumah saya, rumah dia, rumah mereka, dan semua warga Palestina yang tinggal di sini," kata seorang pemrotes bernama Bashar Mahmoud, pemuda 23 tahun yang tinggal di kawasan Issawiya di wilayah Palestina.
Pengurus masjid Al-Aqsa berupaya menenangkan situasi lewat pengeras suara. "Polisi harus berhenti tembakkan granat kejut ke jemaah, anak-anak muda harus tenang dan diam!"
Baca Juga: Tak Berniat Buka Hubungan dengan Israel, Menlu: Indonesia Dukung Kemerdekaan Palestina
Namun, bentrokan berdarah tak terelakkan. Jasa ambulans Bulan Sabit Merah Palestina mengungkapkan 108 dari warga Palestina yang luka-luka dilarikan ke rumah sakit, banyak dari mereka yang kena tembak peluru logam berlapis karet.
Salah seorang yang terluka harus kehilangan salah satu matanya, dan dua lainnya luka parah di kepala. Dua lagi patah tulang rahang. Sedangkan sebagian besar korban cedera rata-rata luka ringan, ungkap pernyataan Bulan Sabit Merah Palestina.
Seorang juru bicara polisi Israel menyatakan bahwa para pemrotes melemparkan bebatuan, petasan dan benda-benda lain ke arah para petugas, sekitar setengah dari 17 yang luka-luka harus dirawat di rumah sakit.
"Kami akan memberi tindakan tegas atas setiap kekerasan, kerusuhan, atau penyerangan atas petugas kami dan akan mencari siapa yang bertanggungjawab serta membawanya ke muka hukum," kata juru bicara itu.