Teknologi digital menyebarkan ekonomi digital yang merupakan perpaduan antara ICT dan digital media and content. Stay @home economy juga berdampak pada the fall & the rise ekonomi.
Ada sekitar 47% pekerjaan yang berisiko untuk diotomatisasikan pada 20 tahun mendatang (World Economic Forum, 2016).
Ada 133 juta pekerjaan jenis baru dengan 10 besarnya adalah; analisis data & ilmuwan, AI dan spesialis mesin pembelajaran, manajer umum dan operasi, analisis dan pengembang aplikasi dan perangkat lunak, professional penjualan dan pemasaran, spesialis big data, spesialis transformasi digital, spesialis teknologi baru, spesialis pengembangan organisasional, dan layanan teknologi informasi.
Dan ada 75 juta jenis pekerjaan yang terdisrupsi. Sepuluh besar jenis pekerjaan yang akan hilang, yaitu; staf entry data, staf akuntan-pembukuan-pembayaran, sekretaris eksekutif dan administratsi, pabrik perakitan pabrik, pekerja layanan jasa dan klien informasi, manajer administrasi dan layanan bisnis, akuntan dan auditor, staf pencatat stok bahan baku, manajer umum dan operasi, dan staf layanan pos.
Baca Juga: Terkendala Ketersediaan Lahan, RTH di Palembang Bakal di Revitalisasi
Sedangkan filosofis dan asal-usul Society 5.0 adalah inisiasi dari Japan Business Federation yang dimasukkan dalam rencana 5 tahunan untuk promosi Science and Technology (5th Science and technology Basic Plan).
Rencana ini dipergunakan oleh oleh pemerintah Jepang untuk mendorong science and technology innovation policy dengan membentuk Council for Science, Technology and Innovation.
Rencana dasar ini menjadi blueprint bagi pemerintah, akademisi, industri dan masyarakat untuk mengupayakan agar Jepang menjadi negara yang paling tepat untuk inovasi. Apa yang dimaksud dengan Society 5.0.
Masyarakat yang baru di mana inovasi science dan technology mengarahkan kehidupan masyarakat dalam mencapai keseimbangan di antara pertumbuhan ekonomi dan penyelesaian persoalan sosial Masyarakat yang super-smart dan makmur di mana cyber space dan physical space terintegrasi dengan erat.
Masyarakat yang kehidupannya berpusat pada manusia (human centered society) di mana setiap orang memiliki quality of life yang tinggi, serta hidup dengan nyaman dan penuh vitalitas.
Adaptasi atas disrupsi dari beragam sektor akibat Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 belum;ah tuntas, datanglah the deadly “Thanos” Covid-19. Sehingga semuanya harus mampu melakukan perubahan secara cepat, siap tau tidak siap. Ada 4 perubahan besar perilaku konsumen sebagai dampak dari pandemi Covid-19, yaitu; stay @ home, empathic society, go virtual, dan bottom of the pyramid.
Baca Juga: Petugas Posko Penyekatan Mudik Diminta Hindari Pungli