Sonora.ID - Tes usap atau yang dikenal dengan swab test, memang menjadi salah satu syarat yang harus dilakukan sebelum bepergian.
Cara yang satu ini adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang positif terpapar virus corona atau tidak.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyebutkan bahwa dinyatakan negatif dalam hasil tes swab, ternyata tidak bisa menjamin 100 persen bersih dari virus tersebut.
Baca Juga: Pemeriksaan Covid-19 Positif? Jangan Panik, Segera Lakukan Langkah Ini
Hal inilah yang kemudian menyebabkan beberapa kasus penularan virus corona oleh orang yang dinyatakan negatif pada tes sebelumnya.
“Pemeriksaan antigen bahkan yang dibilang swab PCR pun itu tidak 100 persen bisa mengetahui dengan pasti seseorang itu bebas. Hasilnya negatif itu tidak memastikan orang tersebut benar-benar tidak menderita Covid-19,” tegas dr. Santi.
Baca Juga: Tak Lagi 14 Hari, Saat Ini Isolasi Mandiri Cukup 10 Hari dan Tak Harus Swab?
Dengan demikian, dr. Santi menegaskan bahwa orang yang dinyatakan negatif dalam tes tersebut pun harus tetap menerapkan 3M dalam aktivitasnya terlebih pada saat bertemu dengan orang lain.
Bahkan, pihaknya juga menyatakan bahwa orang yang sudah divaksin sekalipun masih bisa berpotensi menjadi pembawa virus bagi orang lain.
“Kekebalan kelompoknya belum mencukupi. Herd immunity belum mencukupi, karena jumlah orang yang divaksin masih jauh dari target, jadi sebaiknya kita menggabung menjaga jarak dan menggunakan masker,” sambungnya.
Baca Juga: Kesalahan Hasil Periksa, Ini Bahaya Lakukan Swab Antigen Sendiri
Imbauan ini dinyatakan oleh dr. Santi setelah melihat banyak orang yang memilih salah satu antara menggunakan masker dengan menjaga jarak pada saat bertemu dengan orang lain.
Artinya, kerap kali terjadi kelompok yang menggunakan masker tetapi duduk atau berdiri berdekatan, ada juga yang sebaliknya, tidak menggunakan masker tetapi merasa aman karena jaraknya berjauhan dari orang lain.
“Begitu dibuka maskernya, pertahanan kedua belah pihak kan menjadi tidak ada. Yang sayanya enggak pakai, lawannya juga tidak pakai. Entah siapa menulari siapa kan enggak jelas,” tegas dr. Santi.
Baca Juga: Sudah Divaksin, Bolehkah Bertamu Saat Lebaran? Ini Jawaban Dokter