Sonora.ID - Banyak pertanyaan menjurus keluhan tentang harga UNVR yang turun terus. Saat ini harga UNVR 5650, dan sudah turun 30% dari harga tertinggi tahun 2021 di 19 Januari 2021.
Bahkan harga saat ini menyamai level harga UNVR saat jatuh di bulan Maret 2020 lalu. Kenapa harga UNVR bisa turun terus? Memang bagaimana kinerja keuangannya? Apakah masih layak untuk investasi?
Kenapa Turun Terus?
Hal pertama adalah faktor harga komoditas yang meningkat dan menekan margin UNVR. CPO sebagai raw materials Unilever seperti untuk produk personal care, memberi tekanan pada kinerja UNVR karena harganya yang naik.
Harga CPO sudah melesat 30% tahun 2021 dari harga terendahnya di bulan Februari. Harga komoditas juga mendorong peningkatan biaya packaging.
Baca Juga: Bank Jago dan Potensi Bank Digital di Indonesia
Unilever adalah perusahaan di sektor Consumer Goods yang merupakan sektor defensif, dimana akan lebih mampu bertahan kinerjanya pada saat terjadi krisis atau perlambatan ekonomi.
Pada saat ekonomi mulai masuk fase pemulihan, kinerja saham defensif pun bertumbuh. Namun tidak se-signifikan saham cyclical. Saham-saham cyclical mampu membuat turnaround story dari rugi menjadi untung sehingga kinerjanya bisa melesat ratusan persen.
Hal ini yang membuat saham cyclical lebih menarik saat pemulihan ekonomi paska krisis seperti yang diharapkan pada tahun 2021. Hal ini tentu saja berpotensi terjadi rotasi sektor untuk investasi.
Selain itu, saham konsumer cenderung memiliki beta dibawah atau sama dengan satu. Hal ini menunjukan bahwa pergerakannya lebih lambat dibanding IHSG. UNVR sendiri memiliki beta 0.44 sehingga bergerak lebih lambat dibanding IHSG.
Jika dibanding Dibanding dengan saham-saham cyclical yang memiliki beta lebih dari 1. Sehingga ketika IHSG bullish, saham-saham cyclical akan lebih menarik karena harga yang bergerak lebih cepat.
Bagaimana kinerja UNVR?
UNVR membukukan laba Rp 1.7 triliun, turun 8%YoY. Penurunan laba ini didorong oleh penjualan yang turun. Pada kuartal-I 2021, UNVR meraih penjualan sebesar Rp 10.3 trilin, turun 8% YoY.
Meningkatnya biaya bahan baku membuat margin laba bruto turun menjadi 52% di kuartal-I 2021 dari 54% di kuartal-I 2020. Selain itu faktor daya beli masyarakat yang masih rendah juga menjadi faktor penjualan UNVR masih tertekan di kuartal-I 2021.
enjualan yang turun didorong oleh segmen home and personal care turun 13%YoY. Segmen ini berkontribusi 66.6% terhadap total penjualan UNVR. Segmen makanan dan minuman naik 4%YoY.
Baca Juga: Didorong Harga CPO, Laba LSIP Positif Mencapai Angka 126%
UNVR pada kuartal-I 2021 melakukan efisiensi untuk beban-beban operasional seperti beban pemasaran dan penjualan (-7%YoY), beban umum dan administrasi (-10%YoY). Penghematan ini membuat UNVR mampu menjaga marjin laba usahanya di kuartal-I 2021 sama dengan kuartal-I 2020 di level 21%.
UNVR saat ini memiliki valuasi yang relatif murah dengan P/E 29.1x, di bawah rata-rata selama 5 tahun sebesar 45x. Dengan valuasi yang relatif murah, UNVR menarik untuk investasi jangka panjang.
EMtrade percaya jika pemulihan ini terus berlanjut mampu meningkatkan daya beli masyarakat dan tentunya memiliki dampak positif bagi kinerja UNVR dan kinerja saham UNVR.