“Tandanya kalau malam hari cuaca gerah, dan pagi hari terik dan tiba-tiba terjadi perubahan suhu yang mencolok, kemudian muncul awan yang bergulung-gulung seperti bunga kol dan berubah menjadi hitam. Akan terjadi hujan lebat,” tukasnya.
Ia mengatakan ketika memasuki musim kemarau dan masih terjadi hujan adalah hal yang normal namun curah hujannya tidak mencapai 50 mm per dasarian.
“BMKG sudah membuat variable. Dalam 1 dasarian atau sepuluh hari curah hujan kurang dari 50 mm diikuti 2 dasarian selanjutnya. Bila hujan maka masih normal. Curah hujan dibawah 50 mm. hal itu baik untuk mengurangi dampak karhutla,” ujarnya.
Baca Juga: Tahun ini Sumatera Selatan Diprediksi Aman dari Bencana Karhutla
Pihaknya juga menambahkan meskipun nanti memasuki musim kemarau ada beberapa wilayah di Sumsel yang curah hujannya sedang antara 50 sampai 150 mm. daerahnya meliputi empat lawing, lahat, pagaralam, oku selatan dan oki timur.
“Ada wilayah masih mendapatkan curah hujan menengah di bulan Juni nanti,” tukasnya.
Ia mengimbau agar masyarakat mewaspadai bencana hidrometeorologi selama di musim transisi ini karena kemungkinan munculnya cuaca ekstrim secara tiba-tiba. Serta dapat meningkatkan imun tubuh karena factor cuaca ekstrim dan pandemic yang masih berlangsung.
Baca Juga: BNPB: Waspada Banjir Bandang, Tanah Longsor Sumut dan Aceh