Bandung, Sonora.ID - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar) merasa prihatin dengan masih adanya stunting di Jawa Barat.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak, yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengungkapkan, di Jawa Barat permasalahan gizi dan tingginya angka stunting masih menjadi tantangan kesehatan yang juga dihadapi masyarakat.
Baca Juga: Palembang Targetkan Penurunan Kasus Stunting di Angka 12,5 Persen
"Saya prihatin, di Jabar masih ada angka stunting 26 persen. Padahal Jabar ini kaya dan berlimpah sumber makanannya. Telur, ayam dan susu sangat banyak, bahkan kita ekspor ke berbagai daerah di Indonesia," ungkap Uu usai acara Launching Program Edukasi Gizi Ayam dan Telur di Gedung Pakuan Bandung, Sabtu (29/5/2021).
Menurut Uu, masih adanya kasus stunting ini merupakan tugas bersama pemerintah provinsi dan para stakeholder untuk menghapus atau menghilangkannya.
"Kurangnya konsumsi protein atau gizi warga ternyata bukan karena daya beli. Melainkan karena kebiasaan mengutamakan belanja rumah tangga lainnya, semisal mengutamakan untuk beli rokok atau pulsa ketimbang membeli daging ayam, telur atau susu. Untuk itu, pemerintah perlu hadir dalam meningkatkan protein dan gizi kepada masyarakat," ucap Uu.
Selain itu, kata Uu, kondisi pandemi Covid-19 juga turut mempengaruhi kondisi kesehatan dan perekonomian atau daya beli masyarakat.
Baca Juga: Percepat Tekan Angka Stunting, Pemkab Muba Gelar Rembuk Stunting
Sehingga pencegahan dan penanggulangan stunting hanya dibarengi melalui program kesehatan seperti pemberian gizi massal, pengecekan kesehatan ibu dan anak, kesehatan lingkungan, serta penanggulangan diare, imunisasi, dan promosi kesehatan
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan Jabar, Jafar Ismail mengatakan pihaknya sangat mendukung program ini yang salah satunya dengan memberikan bantuan paket ayam, telur dan susu kepada masyarakat.
"Kami mendukung sepenuhnya program ini sebagai upaya meningkatkan asupan gizi warga Jabar. Salah satunya dengan memberi konsumsi protein terutama dari telor, ayam dan susu," kata Jafar.
Baca Juga: Fokus Turunkan Angka Stunting, Pemkot Denpasar Gelar Rembug Stunting
Ditemui di acara yang sama, Ketua TP-PKK Jawa Barat Atalya Praratya Kamil mengatakan, bahwa penanganan stunting sudah dilakukan secara optimal, mulai dari pendampingan hingga pemberian asupan vitamin tambahan untuk anak.
"Kita sudah upayakan dengan menggerakan semua petugas, mulai dari tingkat Kota/Kabupaten, puskesmas, hingga ke tingkat posyandu-posyandu," ucapnya.
Menurutnya, ada beberapa faktor lain yang mempengaruhi angka stunting. Di antaranya masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam pelaksanaan 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) di tingkat keluarga.
"Semoga dengan program ini, kita dapat menekan angka stunting seperti yang kita harapkan," pungkasnya.
Baca Juga: Pemerintah Komitmen Turunkan Angka Stunting