Sonora.ID - Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia adalah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Namun sayangnya hingga saat ini DBD masih dianggap sebagai penyakit yang biasa dan tidak berbahaya oleh masyarakat Indonesia.
Karena anggapan ini, banyak masyarakat Indonesia yang lengah dalam menjaga kesehatan sehingga jumlah penderita DBD terus meningkat setiap tahunnya.
Dikutip dari Laman Kementerian Kesehatan Indonesia Demam Berdarah pertama kali ditemukan di kota Surabaya pada tahun 1968, dimana sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia (Angka Kematian (AK) : 41,3 %). Dan sejak saat itu, penyakit ini menyebar luas ke seluruh Indonesia.
Baca Juga: Calon Vaksin DBD Takeda Mampu Cegah Demam Berdarah Hingga 62 Persen
Untuk tahun ini jumlah kasus DBD pada bulan Januari Juli mencapai 71.633 kasus, tahun 2019 jumlah kasus lebih tinggi berjumlah 112.954.
Sementara jumlah angka kematian untuk tahun ini mencapai 459, sedangkan tahun 2019 sebanyak 751.
''Biasanya bulan Juli ini tidak ditemukan kasus baru, tapi kami masih mendapatkan laporan kasus DBD di beberapa daerah. Inilah gambaran jadi kewaspadaan kita bersama, khususnya di 2020 dan bersamaan dengan kasus COVID-19,'' kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik dr. Siti Nadia Tarmizi, M. Epid.
Meski termasuk salah satu penyakit yang mematikan masih banyak masyarakat di Indonesia yang meremehkan dan bahkan tidak tau gejala demam berdarah.
Bahkan terkadang gejalannya acap kali diabaikan sehingga membuat penderita telat untuk mendapatkan pertolongan medis.
Baca Juga: Memasuki Musim Penghujan, Dinkes Palembang Minta Masyarakat Waspada Terhadap Beberapa Penyakit
Untuk mencegah penyakit demam berdarah semakin meluas ada baiknya untuk mengetahui tanda-tanda dan gejala awal seseorang terserang demam berdarah.
Khususnya gejala yang ditunjukan pada ibu hamil. Sebab, ibu hamil yang terserang demam berdarah memiliki gejala tertentu, berikut ciri-ciri ibu hamil yang terinfeksi penyakit DBD:
- Panas lebih dari 38 derajat celcius dan berlangsung selama 3 sampai 7 hari.
- Perubahan suhu tubuh dari demam tinggi ke hipotermia yang bisa menyebabkan tubuh menggigil.
- Sakit perut yang cukup parah
- Muntah terus menerus
- Trombosit menurun drastis
- Gusi dan hidung berdarah.
- Gejala syok seperti gelisah, keringat dingin, serta denyut jantung yang meningkat tapi lemah.
- Muncul bintik merah di kulit akibat perdarahan di dalam tubuh.
- Penumpukan cairan di antara dua lapisan pleura (efusi pleura atau paru-paru basah).
- Penumpukan cairan di perut (asites).
Itulah beberapa tanda-tanda demam berdarah pada ibu hamil terkena demam berdarah. Jika kita merasakan gejala tersebut ada baiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Sebab penanganan yang tepat dan segera dapat meminimalisir risiko kematian yang bisa terjadi akibat penyakit demam berdarah.
Baca Juga: DBD Mengancam, Stok Tromboparesis di PMI Banjarmasin Justru Menipis