Sonora.ID - Berada dan hidup di tengah perbedaan suku, adat, dan kepercayaan, bukan menjadi hal yang baru lagi bagi masyarakat Indonesia, karena memang Indonesia menjadi salah satu negara yang kaya akan perbedaan.
Meski terlahir dalam perbedaan, tak sedikit orang yang masih tidak bisa menerima adanya perbedaan dalam lingkungnnya.
Padahal, Licensed Master Trainer of NLP, Hingdranata Nikolay dalam program Smart NLP di Radio Smart FM menegaskan bahwa semua orang tidak perlu setuju dengan perbedaan budaya, atau pemikiran seseorang.
Baca Juga: Biasakan Hindari Labeling, Hingdranata: Lebih Baik Lakukan Hal Ini!
“Bagi saya sih, kalau saya ingin menghargai sebuah kultur, saya tidak harus menolak, tidak harus saja setuju. Saya bisa saja melihat perbedaan budaya, kemudian saya bilang saya menghormati itu (perbedaan),” ungkapnya menjelaskan.
Jadi, bagi Hing, ketika ada perbedaan di tengah diskusi dengan rekan kerja, atau perbedaan pendapat di dalam keluarga, tidak harus ada persetujuan untuk bisa menghadapi perbedaan tersebut.
Baca Juga: Investasi Seperti Apakah yang Cocok untuk Masa Depan?
Masing-masing pribadi di dalam lingkungan tertentu cukup dengan menghormati perbedaan yang terjadi di sekitarnya.
“Apa maksudnya menghormati dan menghargai? Berarti saya memahami bahwa apa yang mereka lakukan ini, memang saya tidak sama caranya, tetapi saya memahami bahwa mereka melakukan hal yang baik di dunianya mereka,” tegas Hing memaparkan.
Pasalnya, dalam kesempatan yang sama, Master Trainer ini juga mengingatkan bahwa ada beberapa hal yang baik di budaya yang satu, tetapi justru hal itu juga yang ditolak oleh budaya yang lain.
Baca Juga: Cemas vs Gangguan Kecemasan, Konsultan: Cemas Itu Hal yang Positif!
Sehingga, perbedaan itu memang jelas adanya dan nyata terjadi di masyarakat bahkan kelompok terkecil di masyarakat.
Namun bukan persetujuanlah yang menjadi kunci dari perbedaan tersebut, tetapi cukup dengan menghargai dan menghormati perbedaan tersebut.
“Kalau orang tidak setuju dengan apa yang kita lakukan, tapi dia bisa ngangguk-ngangguk, sambil bilang ‘saya paham’, sambil tersenyum. Enak kan. Anehnya kita ingin dipahami, tapi kita tolak memahami kultur lain, why?” sambung Hing menegaskan.
Baca Juga: 5 Perbedaan Orang Sukses dan Orang Gagal Menurut Merry Riana