Bandung, Sonora.ID - Berdasarkan hasil survei dari Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC) terhadap masyarakat di 9 kabupaten/kota di Jawa Barat (Jabar) sejak tanggal 20-30 April 2021, menunjukkan bahwa masyarakat Jabar memiliki sikap toleransi yang sangat tinggi dan menolak hadirnya radikalisme.
Hal ini terkuak usai review survei mengenai "Toleransi dan Radikalisme di Jawa Barat: Ekspos Survei di 9 Kabupaten/Kota se-Jabar", di Bandung, Rabu (9/6/2021).
"Hasil survei kami jelas-jelas berbeda jauh dengan hasil survei lembaga lain yang mengatakan bahwa di Jabar merupakan daerah paling tinggi soal intoleransi atau sikap pelarangan terhadap berkeyakinan, berkeagamaan dan lainnya," ungkap Direktur Operasional dan Data Strategis IPRC, Idil Akbar.
Baca Juga: IPRC Sebut Ridwan Kamil Berpeluang Besar Untuk Kembali Pimpin Jabar Di Periode Berikutnya
"Hasil yang kami dapatkan sangat berbeda, yaitu bahwa ternyata warga Jabar itu memiliki sikap toleransi yang memadai," ucap Idil.
"Sepsrti sikap mereka mau berteman, mau bersahabat, mau bermusyawarah, jual beli dan dialog dengan pemeluk agama lainnya," tambah Idil.
Hasil lainnya, kata Idil, seperti urusan pendirian rumah ibadah, menunjukkan masyarakat di Jawa Barat juga sangat toleran.
Hanya saja soal urusan yang menyangkut pribadi, seperti mengucapkan selamat hari raya kepada pemeluk agama lain masih menjadi kendala.
Termasuk juga dalam urusan memilih kepala daerah yang berlainan agama atau membantu memberikan dana untuk pendirian tempat ibadah agama lain.
"Tapi setidaknya ada dua yanh paling kami anggap penting, yaitu masyarakat Jawa Barat itu memiliki sikap toleran sangat tinggi dalam konteks hubungan dan interaksi sosial antar penganut agama. Kedua yaitu hal-hal yang menyangkut radikalisme, masyarakat Jabar sebetulnya memiliki sikap yang cukup kuat dalam menolak semua bentuk radikalisme dan kekerasan atas nama agama," ungkap Idil.
"Jadi dari hasil yang kami dapatkan, masyarakat di Jawa Barat itu 80 persen ke atas menunjukkan sikap toleran. Ini cukup signifikan," imbuhnya.
Selain itu, IPRC juha mensurvei mengenai mayoritas masyarakat Jawa Barat berpandangan betapa pentingnya peran pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap antar pemeluk agama dan kenyamanan dalam beribadah.
Baca Juga: Ketua DPRD Jabar Sebut Disiplin Prokes Kunci Utama Tingkatkan Ekonomi Saat Pandemi
"Termasuk memfasilitasi dialog antar kelompok agama, tidak mencampuri urusan ibadah agama tertentu, bekerjasama dengan kelompok-kelompok agama, dan melakukan tindakan tegas terhadap kelompok intoleran," tegasnya.
Survei IPRC ini dilakukan di 9 kabupaten/kota di Jawa Barat, yakni Kota Depok, Kota Bekasi, Kota Bogor, Kabupaten Tasik, Kabupaten Ciamis, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Karawang, dan Kabupaten Cirebon.
Adapun Sampel dalam survei ini sebanyak 400 orang dengan metode penarikan sampel melalui multistage random sampling.
Response rate (responden yang dapat diwawancarai secara valid) sebesar 396 responden atau 99 persen.
Sebanyak 396 responden ini yang dianalisis. Margin of error rata-rata sebesar ± 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Baca Juga: Fasilitas dan Area Publik Gedung Sate di Lingkungan Setda Jabar Kembali Di Lockdown