Sonora.ID - Gadget adalah salah satu benda yang saat ini sudah banyak masuk sebagai kebutuhan banyak orang khususnya yang tinggal di perkotaan, termasuk anak-anak yang menjadi ketergantungan dengan hasil perkembangan teknologi tersebut.
Meski membawa banyak manfaat, tetapi penggunaan gadget yang berlebihan bisa memberikan dampak negatif tidak hanya secara kesehatan fisik tetapi juga pada perilaku anak di dalam keluarga.
Dalam program Health Corner di Radio Sonora FM, dr. Santi dari Medical Centre Kompas Gramedia menyebutkan ada 3 dampak negatif penggunaan gadget berlebihan pada anak di dalam keluarga.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Terlalu Banyak Main Gadget Bisa Sebabkan Obesitas? Ini Kata Dokter
Pasif dan tidak kreatif
“Bukan berarti tidak boleh main gadget, dibatasi, supaya ada waktu bagi anak supaya bergerak,” tegas dr. Santi menjelaskan.
Anak-anak memiliki imajinasi yang akan sangat berkembang ketika diberikan kesempatan, sedangkan penggunaan gadget kerap kali menutup kesempatan tersebut untuk mengembangkan anak menjadi kreatif.
“Tergantung yang dimainkan apa, tapi di satu sisi bisa mematikan kreativitas anak,” sambungnya menegaskan.
Baca Juga: 5 Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memberikan Gadget pada Anak
Kurang bergerak
Anak kerap kali lebih suka dengan permainan atau yang disajikan di dalam gadgetnya sehingga tidak memiliki aktivitas fisik, maka penting bagi orang tua untuk mengajak anak bergerak.
“Paling gampang ya anaknya dilibatkan dalam pekerjaan rumah, misalnya disuruh membantu menyiapkan masakan, atau membantu pekerjaan bapaknya,” jelas dr. Santi.
Jadi, peran orang tua sangat menentukan perkembangan anak, agar tidak kalah dengan pengaruh dari gadget.
Baca Juga: Bukan Hanya Mata, Dokter: Pemakaian Gadget juga Bisa Merusak Telinga
Komunikasi dengan orang tua menurun
Ketika orang tua atau anggota keluarga lainnya juga turut sibuk dengan gadgetnya masing-masing, maka anak pun tidak memiliki komunikasi langsung yang aktif.
“Zaman sekarang jarang ada orang tua yang melibatkan anaknya, karena kebanyakan punya asisten rumah tangga. Libatkan anaknya, misalnya bantu ibu masak, atau ayahnya mengurus hewan peliharaan, atau cuci mobil, anaknya dilibatkan,” sambung dr. Santi.
Dengan adanya interaksi, memancing anak dan orang tua untuk berkomunikasi lebih terbuka sehingga orang tua pun mengetahui kehidupan dan pemikiran sang anak.
Baca Juga: Pengaruhi Tumbuh Kembang, Dokter Ungkap Usia Minimal Anak Menggunakan Gadget