Makassar, Sonora.ID - Target vaksinasi secara nasional masih sangat besar. Namun saat ini terjadi kelangkaan vaksin di pasar internasonal. Khususnya jenis Sinovac.
Hal itu diakui Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy di sela kunjungannya ke Makassar, baru-baru ini.
Menurut Muhadjir, keputusan Presiden menetapkan Sinovac sebagai vaksin resmi sangat tepat. Meski kala itu, banyak negara enggan mengambil vaksin Sinovac lantaran belum mendapat restu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Namun setelah resmi diakui, Sinovac justru menjadi rebutan.
"Sekarang lagi berebut vaksin. Ketika kita ambil secara besar-besaran, karena itu kita diantara negara yang bukan produsen vaksin termasuk yang tercepat vaksinasinya," ujar Muhadjir.
Penyebab kelangkaan vaksin, kata Muhadjir, dikarenakan negara produsen vaksin seperti Amerika belum mau mengekspor. Di sisi lain, negara pemasok vaksin lainnya yakni India belakangan membatalkan pengiriman vaksin Sinovac ke Indonesia.
Lonjakan kasus covid-19 yang sangat fantastis di negara tersebut membuat pemerintah setempat urung mengirim vaksinnya ke Indonesia.
"Misalkan India karena dipakai untuk mencukupi kebutuhan sekarang karena sedang mengalami lonjakan kasus yang sangat fantastis makanya dia menghentikan ekspor vaksinnya," jelasnya.
Baca Juga: Sinovac dan Sinopharm Mendapatkan Izin Penggunaan Dari WHO
Sejauh ini, lanjutnya, kasus Covid-19 sebagian besar daerah di Indonesia terus melandai. Termasuk di Sulawesi Selatan.
Kendati beberapa daerah lain masih terjadi lonjakan pasien positif Covid-19. Seperti di Kudus, Jawa Tengah dan Bangkalan, Jawa Timur. Namun kenaikan kasus tersebut, kata Muhadjir, masih dalam batas normal.
"Soal kenaikan kasus, yang penting jangan panik masyarakat juga syaa mohon jangan ikut ngomporin seolah ini telah terjadi kasus yang luar biasa. Sebetulnya masih biasa-biasa saja," ujarnya.
Olenya itu, Muhadjir meminta pemerintah daerah serta masyarakat tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat diharapkan tidak euforia dengan penurunan kasus Covid-19.
Muhadjir menegaskan, Indonesia belum aman dari pandemi. Terlebih dengan adanya kelangkaan vaksin seperti saat ini.
"Saya mohon seluruh masyarakat sadar betul bahwa kita belum aman. Kita tidak boleh jumawa dan sombong merasa sudah mengatasi. Karena bisa saja yang semula aman tiba-tiba dalam waktu tidak lama menjadi daerah yang sangat berbahaya," pungkasnya.
Baca Juga: 350 Pasien ODGJ Rumah Sakit Dadi Makassar Mulai Divaksin Covid-19