Sonora.ID – Belakangan ini varian virus corona delta tengah mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia.
Melansir Kompas.com, Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Zubairi Djoerban menyatakan varian baru virus corona tersebut dikenal memiliki daya tular yang tinggi dan mengakibatkan gejala Covid-19 yang lebih parah.
"Jadi memang benar bahwa varian Delta (B.1.617) memang lebih cepat menyebar, lebih bikin sakit dibandingkan dengan varian Inggris," kata Zubairi.
Baca Juga: Terjadi Lonjakan Kasus Covid-19, Berikut Gejala Virus Corona Varian Delta
Menurutnya, kasus positif Covid-19 di Inggris terus meningkat karena adanya varian baru virus corona tersebut, meski masyarakat sudah banyak yang melakukan vaksinasi.
Varian delta ini juga menyebabkan melonjaknya kasus Covid-19 di India baru-baru ini.
Hal ini terjadi karena apapun jenis vaksin Covid-19 yang ada tidak bisa sepenuhnya melindungi individu dari penularan virus corona.
Berikut ini perjalanan masuknya varian delta yang mendominasi penularan Covid-19 di Indonesia.
Masuknya virus corona varian delta
Menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, virus corona asal India B.1.617 ini ditemukan pada lonjakan kasus yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah.
"Itu sudah kita teliti, hasilnya baru keluar sekitar 2 hari yang lalu bahwa memang yang di area Kudus adalah varian baru yang datang dari India," kata Budi dalam seminar daring yang digelar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) wilayah Jawa Tengah, Minggu (13/6/2021).
Ia menyebutkan bahwa masuknya varian delta ke Indonesia itu disebabkan oleh banyaknya pekerja migran yang kembali ke Tanah Air melalui pelabuhan-pelabuhan laut.
Berbeda dari pelabuhan udara yang penjagaannya sudah cukup ketat, pengawasan di pelabuhan laut cenderung lebih sulit karena banyaknya kapal yang mengangkut barang, termasuk yang berasal dari India.
Baca Juga: Meskipun Mucul Varian Baru Virus Corona, yang Utama Tetap Prokes 5M
Mendominasi penularan
Berdasarkan laporan, varian delta ini mendominasi penularan Covid-19 di DKI Jakarta, Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Bangkalan.
Budi menuturkan, penularan dari varian mutasi ganda India itu terjadi lebih cepat walaupun tidak lebih mematikan. Sehingga, kondisi ini perlu benar-benar diperhatikan dan ditangani dengan dua langkah khusus.
Keduanya yakni memperketat penerapan protokol kesehatan di lapangan dan mempercepat vaksinasi Covid-19.
"Kedua hal tadi dipercepat atau diperhatikan, implementasi (protokol kesehatan) di lapangan dan juga akselerasi vaksinasi," tegas Budi.
"Untuk akselerasi vaksinasi disampaikan agar dipercepat. Beliau meminta agar 700.000 per hari bulan ini bisa disentuh. Lalu 1 juta vaksinasi per hari untuk bulan depan bisa juga dicapai," lanjutnya.
Bed Occupancy Rate (BOR) meningkat 100 persen
Varian delta ini juga berimbas pada tingkat keterisian tempat tidur isolasi di rumah sakit rujukan Covid-19 meningkat hingga 100 perseb dalam kurun waktu satu bulan.
Sebelum libur Idul Fitri 2021, bed occupancy rate (BOR) mencapai angka 20.000. Per Selasa (12/6/2021) angkanya melonjak jadi 40.000.
"Jadi naik 100 persen dalam waktu sekitar satu bulan, pas hari ini satu bulan sesudah Lebaran," kata Budi.
Baca Juga: Diskes Sulsel Ingatkan Masyarakat Waspadai Varian Baru Virus Corona
Adapun tempat tidur isolasi pasien Covid-19 yang disiapkan pemerintah jumlahnya mencapai 75.000. Pemerintah juga menyiapkan 35.000 tempat tidur tambahan untuk berjaga-jaga.
Sementara, tempat tidur ICU yang disiapkan untuk pasien virus corona jumlahnya 7.500. Sebelum libur Lebaran, hanya 2.200-2.300 tempat tidur yang digunakan.
Namun, angka itu kini melonjak naik sehingga ada 4.000 tempat tidur ICU yang terpakai.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Masuknya Varian Virus Corona Delta hingga Mendominasi Penularan Covid-19 di Indonesia"