Bali, Sonora.ID - Pasar Umum Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali terbakar hebat pada Selasa (15/6/2021) sore sekitar Pukul 17:30 WITA. Seluruh bangunan dan puluhan lapak pedagang dilalap si jago merah.
Atas kejadian tersebut, Bupati Gianyar, Made Agus Mahayastra, bergerak cepat dalam menjamin masa depan para pedagang di Pasar Umum Blahbatuh, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar, Bali.
Hal itu dirumuskan dalam rapat yang dilakukannya dengan Wakil Bupati Gianyar, Anak Agung Mayun, Sekda Gianyar, Made Gede Wisnu Wijaya, BPBD, Disperindag, BPKAD dan asisten pemerintahan.
Baca Juga: Rawan Terjadi Kebakaran, Wali Kota Makassar Siapkan Peka Rong
"Tadi pagi-pagi sekali kita rapatkan terkait kebakaran Pasar Blahbatuh. Tadi yang kita bahas, adalah langkah pertama yang harus kita ambil adalah harus memberikan stimulasi berupa bantuan pada pedagang yang terbagi dalam beberapa klaster," ujar Bupati Gianyar, Made Mahayastra usai rapat.
Adapun klaster yang dimaksudkan ini adalah, pedagang toko, los, kios dan pelataran. Kemudian, untuk jumlah bantuan dana tersebut, Bupati Mahayastra mengatakan, minimal mereka bisa memenuhi kebutuhan hidup satu sampai dua bulan.
Selain bantuan dari Pemkab Gianyar, Bupati Mahayastra juga menyebutkan Gubernur Bali, Wayan Koster, menyampaikan keprihatinan terhadap musibah ini.
Baca Juga: Viral, Video Bupati Alor Marahi Mensos Risma hingga Ancam Lempar Kursi
"Tadi kita sempat telepon Gubernur, kita sampaikan dan saya laporkan terkait kejadian ini. Pak Gubernur prihatin, dan saat ini sedang merapatkan dengan Sekda. Kiranya nanti akan memberikan bantuan kepada para pedagang. Tapi itu belum bisa dipastikan, karena beliau masih rapat," ujarnya.
"Namun yang jelas skema bantuan kita, pedagang tokonya dan kiosnya, minimal untuk mereka bisa hidup 1-2 bulan, besaran yang kita rancang, yang punya toko sekitar Rp 3 juta per orang. Los atau kios Rp 2 juta per orang, sedangkan pedagang di plataran Rp 750 ribu per orang. Sebab yang di pelataran ini masih bisa menyelamatkan beberapa barangnya," terang Bupati.
Lebih lanjut, Bupati Mahayastra menyampaikan bahwa untuk sumber dana bantuan ini berasal dari dana bantuan tidak terduga, yang nilainya sekitar Rp 5 miliar.
Baca Juga: 4 Wilayah di Bali Masih Berstatus Zona Merah, Masyarakat Diimbau Disiplin Prokes
"Memang kondisi kita saat ini sedang sulit. Namun dana ini memang disiapkan untuk musibah seperti ini," jelasnya.
Selain membahas soal bantuan, pihaknya juga membahas terkait relokasi para pedagang. Dimana dalam hal ini pihaknya memiliki dua opsi. Opsi pertama, bekas pasar relokasi pedagang Pasar Seni Sukawati di Lapangan Sutasoma, Sukawati dan opsi kedua, Pasar Yadnya Blahbatuh yang berada di barat pasar yang terbakar saat ini.
"Di pasar Sutasoma kan ada 700 kios. Sementara kita hanya memerlukan 247 kios untuk relokasi pedagang ini. Ada juga Pasar Yadnya Blahbatuh. Pak Bendesa Blahbatuh menyiapkan lahan lagi lahan 25 are di belakang Pasar Yadnya. Di sana juga kita bisa bangun untuk relokasi. Itu tanah milik desa adat, dan warga di sana juga sudah setuju," ungkap Bupati.
Baca Juga: Presiden RI Jokowi Meninjau Vaksinasi Massal di Puri Agung Ubud
"Sekarang mana yang akan dipakai, tempatnya kita survei dulu, kita juga sedang siapkan anggaran untuk pemindahan itu. Karena pemindahan dan pembangunan pasar relokasi itu butuh biaya yang besar juga. Target kita adalah secepatnya, mungkin satu atau dua bulan sudah bisa digunakan," terangnya.
Selain itu, ketika ditanya mengenai apakah pasar yang terbakar ini akan diperbaiki, Mahayastra belum bisa memastikan.
Namun ia mengungkapkan, sebelum musibah ini terjadi, pihaknya sejak dulu ingin menjadikan lahan di pasar lama ini untuk taman, yang berisi patung Kebo Iwa dan Gadjah Mada yang bergandengan tangan, sebagai simbol kejujuran, kepolosan, kekuatan dan kecerdasan. Meskipun sempat memikirkan untuk membuat taman, namun Mahayastra menegaskan, kebakaran yang terjadi ini tidak ada sangkut pautnya dengan Pemda.
Bupati Mahayastra menegaskan bahwa peristiwa kebakaran ini, murni sebuah musibah.
"Tidak ada seperti itu (konspirasi), mana ada masyarakat yang berpikiran seperti itu. Kita tahu orang Gianyar itu lurus-lurus saja, tulus, tidak ada saya dengar ada tudingan seperti itu. Apalagi selama ini masyarakat dan pihak puri sudah menyetujui itu dipakai untuk taman," tandas Mahayastra.
Baca Juga: Kapolda Bali Kunjungan Kerja Ke Mako Polres Gianyar