Sonora.ID - Perdebatan, pertengkaran, dan perbedaan menjadi hal yang sangat wajar terjadi di dalam sebuah hubungan, termasuk hubungan pernikahan sekali pun.
Meski sebelumnya sudah berpacaran bertahun-tahun atau dalam pernikahan yang sudah terbilang lama, pertengkaran dan perdebatan masih kerap kali terjadi.
Sayangnya, tak sedikit pertengkaran yang berujung pada perceraian, maka Hipnoterapis Klinis, Widya Saraswati pun membagikan setidaknya ada 4 tips bertengkar dengan pasangan agar tidak berujung pada perpisahan.
Baca Juga: Hipnoterapis: Hindari Bilang ‘Cerai’ saat Bertengkar, Mengapa?
Jangan berhadapan
“Kalau Anda bertengkar, jangan hadap-hadapan lah ya, kalau hadap-hadapan pasti mau menang-menangan,” ungkap Widya dalam program Story of Life di Radio Sonora FM.
Dengan melihat wajah pasangan, pasti ada kecenderungan untuk merasa diri lebih hebat sehingga ingin menang dari pasangan yang pada saat bertengkar menjadi lawan Anda.
Menyingkir
“Anda sedang emosi banget, Anda bisa bilang, stop, lalu menyingkir dulu. Jadi lebih baik Anda menyingkir, kemudian ketika sudah reda baru nanti dilanjutkan,” sambung Widya.
Baca Juga: Bolehkah Kita Sebagai Orang Tua Mencurahkan Isi Hati kepada Anak?
Pihaknya menyarankan agar tidak melanjutkan pertengkaran dengan emosi yang berapi-api, lebih baik menyingkir sejenak.
Tetapi ketika ingin menyingkir pun harus memberi tahu ke pasangan, jangan menghilang tidak jelas begitu saja.
Bertengkar dengan pelukan
“Bertengkarnya sambil pelukan deh, sambil pegangan tangan, atau sambil memeluk punggungnya. Karena dengan keadaan seperti itu, Anda menyampaikan perbedaan pendapat maka tidak akan emosinya meningkat sampai meledak,” jelasnya.
Baca Juga: Ketahui Dampak Negatif Bagi Anak yang Orang Tuanya Sering Bertengkar
Karena dengan posisi tersebut, secara otomatis nada bicara juga akan lebih rendah dan halus, sehinga tidak ada pihak yang merasa terintimidasi.
Jangan fokus pada cara bertengkar
Banyak pasangan yang menggebu-gebu meluapkan kekesalan atau emosi dalam dirinya agar merasa lega, tanpa memperhitungkan bahwa utamanya adalah menyampaikan pesan kepada pasangan.
“Itu tidak efektif. Efektif itu kan sebetulnya bagaimana message-nya itu sampai, kalau message sampai enggak pakai ngotot-ngototan kan lebih enak,” tegas Widya.
Baca Juga: Pasangan yang Merupakan Sahabat Memiliki Pernikahan yang Lebih Bahagia