Pekanbaru, Sonora.ID - Kamis Live UPT BP2MI Pekanbaru kembali mengudara hari ini kamis tanggal 17 Juni 2021 pukul 10.00 WIB untuk mengenal lebih dekat Pos Pelayanan yang ada di UPT BP2MI Pekanbaru sebagai ujung tombak pelayanan PMI VVIP di wilayah Riau dan Jambi.
Humisar Saktivan V S, A.Md sebagai Koordinator Pos Pelayanan PMI Dumai dan Deliyus Eka Saputra, SH sebagai Koordinator Pos Pelayanan PMI Jambi hadir sebagai narasumber. Acara yang diusung melalui media zoom ini berlangsung kurang lebih satu jam dan ditayangkan secara langsung di media sosial facebook UPT BP2MI Pekanbaru.
Sebagai pembuka, masing-masing narasumber berbicara mengenai karekteristik demografi masing-masing Pos Pelayanan.
Humisar menyampaikan bahwa Dumai identik dengan tempat transit dan lokasi pemulangan PMI karena berbatasan langsung dengan Malaysia melalui tiga jalur laut yakni Pelabuhan Portklang, Malaka dan Muar di Malaysia.
“Sebagai salah satu wilayah perbatasan, hingga saat ini sebanyak 3952 orang PMI telah difasilitasi kepulangannya ke berbagai daerah di seluruh Indonesia melalui Dumai sejak 25 September 2017. Pemulangan ini sebagian besar ke wilayah Sumatera Utara, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Riau. Adapun permasalahan utama PMI yang dipulangkan ini sekitar 70-80 persen adalah karena permasalahan keimigrasian yakni berangkat tanpa dokumen ketenagakerjaan sehingga dipulangkan secara sepihak oleh Pemerintah Malaysia,” ungkap Humisar.
Lebih lanjut Humisar juga menambahkan bahwa Warga Negara Indonesia yang tiba di Pelabuhan Dumai tidak semuanya merupakan PMI karena biasanya dokumen yang dibawa adalah SPLP sehingga sulit teridentifikasi sejak awal.
Baca Juga: Bebaskan Dua ODGJ Korban Pasung di Kuningan, Kemensos Rencanakan Pemberdayaan
“Ketika kapal dari Pelabuhan Malaysia mendarat di Pelabuhan Dumai, hal yang pertama kali dilakukan adalah memandu mereka ke Kantor Imigrasi Pelabuhan lalu kemudian ke Kantor Kesehatan Pelabuhan, dan ditempatkan di penampungan sementara sebelum difasilitasi kepulangannya ke alamat asal sesuai yang tertera di dokumen. Kendatipun saat ini pos debarkasi dan embarkasi di Pelabuhan Kota Dumai masih tutup untuk memutus mata rantai penyebaran covid 19 di tanah air, kami dan Satgas Covid di Kota Dumai telah melakukan persiapan yang matang dan tetap siap siaga untuk memfasilitasi pemulangan 7000 orang PMI terkendala yang akan dipulangkan oleh Pemerintah Malaysia dalam waktu dekat. Namun, hingga saat ini belum ada info yang pasti mengenai tanggal dan waktu kepulangan para PMI terkendala ini,” tegas Humisar.
Berbeda dengan Dumai, Deliyus menyampaikan bahwa Pos Pelayanan Jambi yang berada di wilayah kabupaten Kerinci dan kota Sungai Penuh, merupakan wilayah kantong PMI atau daerah rekrut karena banyak masyarakatnya yang memilih untuk bekerja ke luar negeri.
“Namun untuk saat ini, penempatan PMI yang dilayani oleh Pos Pelayanan PMI di Jambi mengalami penurunan yang signifikan diakibatkan adanya penutupan wilayah Malaysia sejak pandemi covid 19 tahun 2020. Lokasi Pos Pelayanan Jambi sangat jauh yakni mencapai 8-10 jam perjalanan ke Bandara yang ada di Kota Jambi atau Padang, maka proses pemulangan PMI terkendala yang biasanya karena alasan sakit, meninggal dunia atau masalah keimigrasian dilakukan melalui koordinasi dengan Disnaker Prov Jambi. Sebagai daerah rekrut, kami terus berusaha untuk mencegah pemberangkatan PMI secara unprosedural melalui koordinasi dan sosialisasi manfaat dan keuntungan bekerja secara prosedural maupun resiko dan kerugian yang akan dihadapi ketika memilih berangkat secara unprosedural,” ungkap Deliyus.
Baca Juga: Pameran Seni Rupa Pamerkan 52 Karya Seni Lukis Seniman Kalimantan Barat
Di akhir acara, kedua narasumber menghimbau kepada seluruh CPMI untuk berangkat secara prosedural untuk meminimalisir berbagai resiko yang timbul ketika bekerja di luar negeri.
Mereka juga berpesan kepada seluruh pegawai BP2MI di seluruh Indonesia untuk terus semangat melakukan pelayanan VVIP kepada seluruh PMI atau CPMI dimanapun berada dan kapanpun dibutuhkan dengan ikhlas.
Baca Juga: Presiden Jokowi Tinjau Food Estate hingga Posko Penanganan Covid-19 di Kalteng