Sonora.ID - Ketika beranjak dewasa, tantangan kehidupan pun turut berkembang sehingga kerap kali mendatangkan kekhawatiran dan ketakutan akan ketidakmampuan untuk melewati tantangan hidup tersebut.
Khawatir dan rasa takut tersebut biasanya hadir karena banyaknya hal yang tidak pasti dan tidak terprediksi, sehingga seakan seseorang tidak bisa mempersiapkan masalah tersebut sejak jauh-jauh hari.
Licensed Instructor of NLP, Roi Anjas Suprayogi dalam program Smart NLP di Radio Smart FM menyebutkan bahwa takut dan khawatir adalah perasaan yang wajar yang dialami semua orang.
Baca Juga: Hadapi Pandemi dengan Self-Compassion, Ini 3 Hal yang Perlu Ditanamkan!
Ditambah lagi dengan kondisi pandemi Covid-19 yang hingga saat ini masih terjadi di Indonesia, menambah ketakutan dan kekhawatiran masyarakat Indonesia dengan kesehatan dan kondisi perekonomian yang mengalami perubahan signifikan.
“Dengan kondisi yang seperti sekarang ini, kemudian kita merasakan khawatir dan takut, itu sebagai seorang manusia itu wajar sekali, karena manusia pasti akan merasakan kekhawatiran, ketakutan, dan sejenisnya,” ungkap Anjar memaparkan.
Baca Juga: Bisa Berujung pada Penyakit, Lakukan 4 Cara Jitu untuk Stop Khawatir Berlebihan
Meski dibilang hal yang wajar dan kerap kali dirasakan dalam menjalani aktivitas sehari-hari, pihaknya menegaskan bahwa kekhawatiran ini bisa menjadi tidak wajar kalau dirasakan secara berlebihan.
Pasalnya, kekhawatiran dan ketakutan yang berlebihan tersebut bisa memberikan dampak yang tidak baik dalam produktivitas orang tersebut.
“Yang perlu digaris bawahi adalah kalau ketakutan itu berlebihan. Berlebihan itu tidak baik. Jadi, kalau kita khawatir, is okay. Kalau kita nervous, kita takut, itu wajar, biasa. Tapi kalau ketakutan itu membuat kita enggak produktif, enggak bisa bekerja, itu sayang sekali,” sambungnya.
Baca Juga: Quarter Life Crisis, Khawatir Berlebihan Bisa Berujung pada 3 Penyakit Ini
Di sisi lain, banyak orang yang menggunakan kondisi tidak menyenangkan ini sebagai titik balik untuk melakukan hal-hal yang lebih, bahkan baru dalam kehidupannya.
Banyak usaha atau bisnis rumahan yang muncul pada masa pandemi ini, hal tersebut menjadi wujud nyata bahwa kekhawatiran dan ketakutan bisa diubah menjadi hal-hal yang baru dan lebih produktif.
Anjas pun menyayangkan ketika kekhawatiran dan ketakutan tidak bisa memicu produktivitas dan justru mematikan potensi besar yang bisa dilakukan.
Baca Juga: Bangkit dari Kondisi Pandemi, Ernest Prakasa: Saya Takut Gagal? Pasti