Malang, Sonora.ID - Pemkab Tulungagung memprediksi akan ada kenaikan kasus Covid-19 sebanyak 30-50 persen dalam minggu-minggu ini.
Karena itu Pemkab melakukan rapat koordinasi para pihak terkait, untuk mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, Kamis (24/6/2021).
Prediksi ini berdasar kondisi pasien serta kontak erat mereka, serta kepatuhan masyarakat pada protokol kesehatan.
“Ini masih prediksi, bisa terjadi bisa tidak. Kita berharap semuanya tidak terjadi,” terang Kepala Dinas Kesehatan Tulungagung, dr Kasil Rokhmat.
Salah satu bentuk antisipasi adalah menguatkan kembali peran Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala Mikro.
PPKM Mikro selama ini efektif melokalisasi pasien Covid-19 berbasis RT. Pembatasan hanya dilakukan di wilayah yang terdampak, sehingga tidak mengganggu kegiatan ekonomi secara luas.
“Yang bermasalah saja yang di-lockdown. Wilayah lain tetap berjalan seperti biasa,”sambung Kasil. Dinkes juga kembali mengaktifkan 10 Puskesmas yang ditetapkan sebagai penyangga pasien Covid-19.
Baca Juga: Kolaborasi untuk Meningkatkan Ekonomi dan Kesejahteraan Masyarakat Kota Malang
Saat terjadi penurunan jumlah pasien dan angka Covid-19 terkendali, hanya 4 Puskesmas yang benar-benar dijadikan penyangga.
Saat ini secara total ada 471 tempat tidur yang disiapkan untuk pasien Covid-19, dan sudah terisi 301 di antaranya atau 63,9 persen.
Namun Kasil menegaskan, Bed Occupancy Ratio (BOR) di Kabupaten Tulungagung sangat fleksibel mengikuti kasus terkonfirmasi.
Ia mencontohkan, RSUD dr Iskak hanya menyediakan 144 tempat tidur untuk pasien Covid-19 dari total 600 tempat tidur yang ada. Alokasi bisa ditambah jika tiba-tiba terjadi ledakan kasus terkonfirmasi.
“Rumah sakit swasta juga begitu, biasanya hanya menyediakan 1-2 bed saja untuk pasien Covid. Tapi jika ada ledakan kasus, bisa dialokasikan sampai 30 persen dari kapasitas,” pungkas Kasil.
Baca Juga: Pemkot Malang Beri Kebijakan Khusus Untuk Mencegah Peralihan Fungsi Lahan Pertanian