Bali, Sonora.ID - Kasus penelantaran anak semakin bertambah banyak dari tahun ke tahun. Beberapa anak cukup beruntung dilahirkan oleh orang tua yang siap menerima kehadirannya.
Sedangkan anak yang kurang beruntung tidak dipedulikan bahkan ditelantarkan oleh orang tua yang melahirkannya.
Padahal anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dirawat. Hal itu disampaikan oleh Dewa Putu Wirata selaku Pendiri Yayasan Sayangi Bali.
Lebih lanjut, Dewa Wirata mengatakan bahwa Yayasan Sayangi Bali Merupakan salah satu yayasan yang fokus dan konsen dalam menampung bayi-bayi terlantar seperti bayi yang telah dibuang oleh orang tuanya.
Yayasan yang berlokasi di Jalan Subak Dalem No. 5 Gatsu Tengah Denpasar, Bali ini diungkapkan sudah berdiri sejak Tahun 2012 yang memiliki visi yaitu memberikan perlindungan dan kehidupan layak bagi bayi-bayi yang terlantar.
Dewa Wirata mengaku bahwa awalnya dirinya tidak ada rencana untuk membuat sebuah Yayasan. Terlebih sebelumnya ia bekerja di sektor pariwisata.
“Awalnya sewaktu saya mengajak tamu untuk berwisata ke sebuah desa, lalu melihat ada anak yang kurang mampu, di sanalah akan kita update, dari alamat dan nomor telepon orangtuanya. Lalu kita share agar para donatur bisa langsung datang ke rumah anak tersebut,” ujar Dewa Wirata.
Baca Juga: Sebanyak 18 Orang Sembuh di Kota Denpasar, Kasus Positif Covid-19 Masih Tinggi
Seiring berjalannya waktu, pihaknya melihat persoalan bayi telantar kurang diperhatikan. Hingga pada tahun 2012, Dewa mulai mendirikan Yayasan Sayangi Bali ini.
Selain itu, Dewa Wirata menceritakan bahwa kebanyakan anak-anak yang ditelantarkan ini terjadi di rumah sakit, tempat mereka dilahirkan.
Bahkan ada beberapa kasus bayi yang ditemukan di tempat sampah. Selain itu ada pula bayi yang ditelantarkan karena terlahir cacat.
Tak jarang pihak berwajib, kata Dewa Wirata, kesulitan mengungkap identitas orangtua anak tersebut karena alamat dari orang tua penelantar anak tersebut palsu.
“Kejadian yang paling tragis menurut saya yaitu pada penemuan anak di tempat sampah. Anak tersebut ditemukan oleh warga. Saat ini anak tersebut sudah diadopsi dan akan bersekolah TK 0 besar,” ucap Dewa Wirata.
Terkait proses adopsi, diungkapkan bahwa sangat tidak mudah dilakukan oleh para calon orangtua. Mereka harus melalui proses seperti tes kejiwaan, tes jasmani dan rohani.
Serta minimal umur pernikahannya 5 tahun, lalu dari bagaimana jika dilihat dari segi perkerjaannya dan kekompakan di keluarga calon orangtua.
Dewa Wirata menambahkan untuk saat ini masih ada donatur yang turut serta memberikan sumbangan untuk kelangsungan Yayasan Sayangi Bali ini.
Baca Juga: Sasar 2 Ribu Peserta, Sekda Dewa Indra Tinjau Sentra Vaksinasi Covid-19 untuk Bali Bangkit
Terlebih yayasan ini sudah lama berdiri. Yayasan Sayangi Bali, menurut Dewa Wirata bisa menampung sebanyak 15 bayi. Dan saat ini, masih ada 10 bayi yang masih dirawat di Yayasan Sayangi Bali. Dimana beberapa diantaranya merupakan anak berkebutuhan khusus.
Selain Yayasan Sayangi Bali, Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Putri Anugerah juga merupakan salah satu Lembaga yang menampung anak Yatim Piatu khususnya anak perempuan. LKSA Putri Anugerah ini berada dibawah naungan Gereja Bala Keselamatan Korps 1 Denpasar.
Staf Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Putri Anugerah, Priya menyampaikan rasa syukurnya dimasa pandemi ini, Anak-anak LKSA Putri Anugerah tetap sehat dan terjaga. Dan pihaknya berharap anak-anak yang ada disini kelak menjadi anak yang kuat, bahagia dan mandiri serta bisa mewujudkan cita-citanya.
"Anak-anak kami saat ini dimasa pandemi, tetap menerapkan protokol kesehatan, tidak boleh keluar dan mereka dimasa pandemi ini juga diberikan vitamin untuk memperkuat daya tahan tubuh. Mereka harus tetap bersih, mereka harus tetap sehat dan tetap dikontrol,"ujar Priya.
Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan bahwa anak-anak di LKSA Putri Anugerah tidak hanya makan, tidur dan bersekolah, diungkapkan mereka juga diajarkan untuk mandiri, belajar menjahit, belajar kegiatan-kegiatan menari, memasak, dan kegiatan-kegiatan lainnya.
Salah satu Anak Panti Asuhan yang bernama Sherly (12 Tahun) berharap bisa tetap sehat, bersemangat dan bisa sukses hingga cita-citanya tercapai. "Cita-cita saya ingin menjadi Seorang Dokter," ucapnya.
Di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) Putri Anugerah menampung anak putri berusia 12 keatas. Dengan kapasitas 12 kamar, yang mampu menampung 2- 3 orang/kamar. Untuk LKSA Putri Anugerah ini beralamat di Jalan Hos Cokroaminoto No. 34 Denpasar.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Terus Meningkat di Indonesia, Pembukaan Pariwisata Bali Terancam Batal